Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (
Gaikindo) memproyeksi para anggotanya sanggup memanfaatkan 100 persen kemampuan produksi mobil di dalam negeri yang kapasitasnya 2,2 juta unit per tahun pada 2025.
Pada tahun lalu Indonesia sanggup memproduksi 1,4 juta unit atau berarti hanya 63 persen dari kemampuan penuh. Dari produksi lokal itu, sebanyak 1,1 juta unit dibeli masyarakat Indonesia sementara sisanya diekspor ke negara asing.
"Kami ingin tetap eksis pada 50 tahun ke depan, sekarang kami bisa berdiri di kaki kami sendiri," ujar Johannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, di perayaan ulang tahun ke-50 Gaikindo di Jakarta, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nangoi, Gaikindo pemanfaatan sisa kapasitas produksi yang belum terpakai bisa dilakukan dalam empat sampai lima tahun ke depan. Salah satu pendukungnya adalah dibukanya era kendaraan listrik oleh pemerintah.
Seperti diketahui pada 12 Agustus Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang kendaraan berbasis listrik telah diundangkan. Nangoi bilang Perpres itu membuat arah pengembangan otomotif nasional semakin jelas.
"Dalam kaitan ini Gaikindo memproyeksikan bahwa pada 2025, Indonesia mampu mengekspor 1 juta unit kendaraan. Untuk mencapai hal ini industri otomotif nasional harus mampu meningkatkan daya saingnya hingga menjadi bagian dari mata rantai industri otomotif global," kata Nangoi.
Kemampuan produksi 1,4 juta unit ditambah proyeksi sanggup mengekspor 1 juta unit yang diproduksi lokal bikin Gaikindo yakin mampu memanfaatkan 100 persen kapasitas maksimal 2,2 juta unit.
"Sekarang kan paling dipakai 1,4 juta unit, nah ini yang ingin kami kejar kalau bisa (target 2,2 juta unit per tahun). Kalau sekarang 1,4 juta kan berarti tambah sekitar 750 ribu unit. Dalam lima tahun sebetulnya sudah
nutup, ditambah perkembangan dalam negeri 50 ribu unit (per tahun) mungkin dalam 4-5 tahun bisa terpenuhi," ucap Nangoi.
(fea)