Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana menaikkan iuran kepesertaan
BPJS Kesehatan demi mengatasi defisit keuangan yang menimpa pelaksana Program Jaminan Kesehatan Nasional. Sontak, banyak
netizen di
Twitter yang mengeluhkan rencana pemerintah tersebut.
Tagar #BatalkanKenaikanBPJS pun digaungkan dan berhasil merangsek ke posisi puncak tagar terpopuler di Indonesia sejak pagi ini.
Lain halnya dengan akun @Bapak22821866 yang memanfaatkan momentum isu kenaikan BPJS dengan menjual kaos yang bertuliskan "Barisan Para Jomblo Sukses."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, BPJS Kesehatan menyatakan peserta yang merasa terbebani jika iuran kepesertaan dinaikkan bisa memilih turun kelas. Untuk memilih penurunan kelas tersebut mereka tinggal mengajukan perubahan status kepesertaan ke BPJS Kesehatan.
Namun, pihak BPJS Kesehatan mengingatkan penurunan kelas juga bakal diikuti dengan pengurangan fasilitas yang diterima oleh peserta.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menuturkan besaran kenaikan sesuai dengan usulan Kementerian Keuangan sebesar 100 persen dari iuran semula.
Dengan kepastian tersebut berarti, iuran kepesertaan BPJS Kesehatan untuk golongan mandiri I naik dari Rp80 ribu menjadi Rp160 ribu per orang per bulan dan kelas mandiri naik dari Rp51 ribu per bulan menjadi Rp110 ribu.
Menanggapi wacana ini, Komisi IX dan XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan untuk Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) atau peserta mandiri kelas III.
Mereka lebih memilih untuk meminta pemerintah menyelesaikan permasalahan data Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau data cleansing agar defisit keuangan penyelenggara Program Jaminan Kesehatan tersebut bisa diatasi ketimbang menaikkan iuran.
(eks)