ANALISIS

iPhone 11 dan Stigma Apple Sebagai Trendsetter

Jonathan Patrick | CNN Indonesia
Senin, 16 Sep 2019 08:57 WIB
Pengamat gadget dari komunitas Gadtoride, Lucky Sebastian justru menganggap desain zig-zag di modul kamera ini akan menjadi tren industri ponsel pintar.
iPhone 11. (Foto: Justin Sullivan/Getty Images/AFP)
Menurut Lucky, kendati terkesan lambat menggunakan kombinasi kamera tapi Apple menitikberatkan pada kerja mesin iPhone.

Menurutnya hal lain yang bisa menjadi tren yakni gestur peralihan kamera ke video yang ditawarkan iPhone 11. Apabila menekan tombol kamera terus-terusan di ponsel Android, pengguna melakukan foto berentetan (burst).

"Kalau tekan foto terus kan burst foto. Konten sekarang sudah beralih ke arah video. Kita lihat Samsung Note terbaru itu berat di konten video. Kemudian iPhone juga mengambil konten video, bukan lagi sekedar foto," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lucky menyebut gestur peralihan tersebut memberi kemudahan bagi para pengguna untuk beralih dari memotret ke merekam. Ia mengatakan saat ini pengguna lebih menghargai kamera untuk merekam daripada sekedar memotret.

"Banyak hal menarik baru yang bisa ditiru Android, misalnya gestur cara beralih dari foto ke video.  Kalau android kan harus dipindah dulu dari memotret ke video. Kalo iPhone 11 dia bisa langsung menekan tombol terus-terusan untuk pindah ke video," ucapnya.
Apple dinilai Lucky memiliki magis untuk membentuk suatu tren. Ia yakin ke depannya, para vendor ponsel akan fokus kepada fitur-fitur dalam perekaman video.

Ia mengatakan media sosial saja sudah dipenuhi dengan konten-konten video. Media sosial seperti, Instagram, YouTube, TikTok, bahkan Facebook sudah fokus ke konten video.

"Hampir  semua brand android itu menganggap video ini dijadikan fitur kedua setelah  kamera. Tapi kalau bicara pangsa pasar, banyak konten kreator dan orang biasa banyak mengambil video," ucapnya.

"Kita lihat IG, dan FB TikTok arahnya ke video. Jadi video ini sudah jadi tren berikutnya. Orang lebih suka berkreasi dengan video."

Lucky mengatakan Apple mampu menangkap kebutuhan pasar terhadap ponsel pintar untuk menghasilkan konten video. Bahkan Apple juga mampu merekam video langsung dengan tiga kamera secara bergantian dalam satu perekaman.

"Saya percaya kalau melihat kemarin itu iPhone ini menitikberatkan pada konten kreator. Memang konten kreator adalah pengguna yang lebih sedikit tapi berusaha Apple rangkul. Dari dulu salah satu kehebatan iPhone adalah video," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga memuji antarmuka kamera iPhone 11 ketika merekam dan memotret. Ketika pengguna akan memotret atau merekam dengan kamera wide biasa, layar ponsel akan memperlihatkan gambar apabila pengguna menggunakan kamera ultra wide.
Bagi Lucky fitur ini akan memudahkan pembuat video untuk menghasilkan video dari berbagai angle.

"Fitur ini membutuhkan komputasi dan prosesor yang hebat untuk bisa menangkap semua video dan foto. Dari satu gambar itu bisa ambil tiga hingga empat kamera. Menarik bagi konten kreator karena kita berarti punya tiga angle video," ucapnya.

Pria bertubuh gempal ini juga menyoroti fitur Deep Fusion yang bisa menghasilkan gambar terbaik dengan menggabungkan sembilan foto yang diolah oleh machine learning. Baginya, Deep Fusion akan menjadi fitur andalan para vendor ponsel.

Pasalnya para pengguna ponsel pintar akan mencari fitur ini untuk menyaingi kamera-kamera profesional.

"Fitur ini menggabungkan dengan AI sehingga hasilkan fotonya untuk tingkat detail tinggi. AI algoritme harus bagus untuk tahu mana yang harus diambil untuk dan mana yang harus dilengkapi. ini akhirnya bisa jadi gambar detail yang dicari orang," ujarnya.



Kombinasi Nano SIM - eSIM Absen di China

Trio iPhone 11 merupakan seri iPhone kedua yang membenamkan fitur dual SIM: eSIM dan nano SIM. Sebelumnya iPhone XS dan XS Max mendukung kombinasi serupa.

Khusus untuk China, Hong Kong, dan Makau, Apple menghadirkan varian yang mendukung dual-SIM nano-SIM, tidak ada e-SIM.  Tahun ini belum ada info terkait kombinasi dual SIM yang akan masuk ke pasar-pasar di seluruh dunia.

Lucky mengatakan skema kombinasi yang sama tetap akan dimasukkan khusus untuk pasar China, Hong Kong, dan Makau. Lantas mengapa ada perlakukan khusus untuk tiga pasar tersebut? Menurut Lucky, hal itu dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar yang terus merosot.


Sementara itu, Lucky mengatakan masyarakat China masih senang menggunakan kartu SIM fisik daripada eSIM. Oleh karena itu, Apple berusaha untuk mengikuti kemauan pasar China.

Lucky mengatakan padahal penggunaan eSIM sudah umum di Amerika. Bahkan lebih umum dibandingkan penggunaan SIM  fisik.

"China  ini kelihatannya masyarakat senang dengan dual nano SIM. Apple ini strateginya harus bertahan di China karena sekarang menurun terus, padahal pasar di sana penting," tandasnya.

"Mereka mau tidak mau harus ikut, selain kebijakan pemerintah ya harus ikut kemauan konsumen di sana supaya menarik. Jadi mereka berusaha memberikan dual nano SIM," sambungnya. (jnp/evn)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER