Alasan Startup Banjir Investor Meski Belum Untung

CNN Indonesia
Senin, 07 Okt 2019 17:38 WIB
Banyak perusahaan startup yang saat ini ramai berdiri, meski mereka belum membukukan keuntungan tapi mengapa para investor rela jor-joran menyuntikkan dana?
Ilustrasi (Istockphoto/SARINYAPINNGAM)
Pada kuartal dua 2019, pendapatan Uber sebesar US$3,16 miliar. Namun kerugian yang dicatat pun tak kalah besar, US$5,2 miliar. Ini adalah kerugian terbesar perusahaan tersebut, seperti ditulis TechCrunch.

Padahal, total pendanaan yang sudah dikumpulkan perusahaan yang berdiri sejak 2009 itu sebesar US$24,7 miliar (Rp346,7 triliun) dari 22 putaran pendanaan. Uang yang tak sedikit untuk perusahaan yang masih merugi.

Tak cuma itu, nilai valuasi perusahaan ini pun sempat turun. Pada putaran pendanaan terakhir di Januari 2018, nilai valuasi Uber turun dari US$70 miliar menjadi US$48 miliar, seperti dikutip dari Investopedia.

Perusahaan-perusahaan ini kerap merugi lantaran mereka mencari pemasukan dan cara mendulang keuntungan sembari menjalankan bisnis. Tujuan utama mereka adalah mendapat pertumbuhan pengguna yang tinggi terlebih dulu. Soal bagaimana pendapatan dan keuntungan didapat menjadi persoalan belakangan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, keuntungan yang didapat pun tak bisa instan. Perusahaan harus kerap melakukan coba-coba dan menawarkan sesuatu yang tidak pernah ada di pasar sebelumnya, sehingga tingkat kegagalannya sangat tinggi.


Tabel perbedaan model bisnis pada startup teknologi dan perusahaan konvensional (dari berbagai sumber)

Startup teknologiPerusahaan konvensional
ResikoTingkat kegagalan tinggi. Ada 1 persen kesempatan perusahaan bernilai US$100 juta (Rp1,4 triliun) dan 99 persen kesempatan bernilai 0. Sehingga rata-rata nilainya US$1 jutaRendah.
Model bisnisSambil mencari model bisnisSudah terbukti dari bisnis sebelumnya, sehingga tidak butuh banyak investasi dan waktu untuk memformulasikan model bisnis yang menguntungkan
Tujuan perusahaanMenawarkan hal yang belum umum ada di pasar, sehingga mereka butuh investasi selama mencari bisnis model dan mengumpulkan pengguna.Mencari keuntungan dari pasar yang sudah ada
FokusPada pertumbuhan dan mendapat pengguna sebanyak-banyaknyaMendapat keuntungan
PendanaanButuh banyak investasi. Mencari investasi sejak awal, angel investor dan VC biasanya menaruh US$1 juta pada putaran pendanaan. Sebagai gantinya,Pada perusahaan kecil tidak menawarkan investasi, biasanya lewat pinjaman dan mesti membayar bunga.
KepemlilikanPendiri menyerahkan persentase ekuitas dari perusahaan mereka, sebagai ganti investasi yag diberikanKepemilikan pribadi
InvestorInvestor sebagai peminjam modal adalah partnerHubungan dengan peminjam modal transaksional
ProfitLama, karena perlu banyak riset dan berganti model bisnis untuk mendapat keuntunganLangsung menghitung keuntungan dari hari pertama
PertumbuhanCepatLambat

Selain itu, jika perusahaan konvensional mencari pinjaman untuk memperbesar usaha mereka, maka startup mengandalkan investasi. Imbasnya, kepemilikan perusahaan dibagi dengan para investor. Sementara pemilik perusahaan konvensional memiliki perusahaannya secara utuh.
Perusahaan startup teknologi juga mengincar basis pasar yang luas.

Sebab, mereka beroperasi di internet yang bisa diakses oleh siapa saja tanpa terbatas wilayah tertentu. Sementara perusahaan konvensional yang punya kehadiran fisik punya keterbatasan jangkauan pada masyarakat pada wilayah tertentu saja.

Misal, warung kopi yang hanya bisa dikunjungi mereka yang ada di kota tertentu saja. Akibat jangkauannya yang luas, perusahaan teknologi punya potensi untuk bertumbuh lebih cepat dari perusahaan konvensional. (eks)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER