Jakarta, CNN Indonesia -- Tagar #GejayanBergerak sempat menjadi cuitan terpopuler di
Twitter sejak kemarin.
Tagar ini kembali diteruskan dengan tagar baru hari ini #MosiTidakPercaya yang mewarnai cuitan terpopuler di
media sosial itu sejak pagi ini.
Tagar ini bersanding di tagar nomor 1 di Indonesia mulai sekitar pukul 07:00 WIB. Tagar ini bersanding dengan #SaatnyaPeoplePower. Kedua tagar ini mendukung gerakan untuk melakukan aksi yang diklaim sebagai aksi mahasiswa yang akan diilakukan di Jl Gejayan, Yogyakarta siang ini.
Pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyebut kedua tagar tersebut memang berhubungan.
"Saya kira ini variasi aja. Masih berhubungan," tuturnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (23/9).
Gerakan ini tidak mengajak para pengikutnya untuk mengenakan atribut tertentu.
Mereka pun memberikan aturan tertentu bagi para pengikut aksi ini.
Pada cuitan yang beredar di dunia maya, disebutkan bahwa gerakan ini bermula dari ketidakpuasan atas berbagai aturan yang dibuat pemerintah. Mulai dari revisi UU KPK, RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, hingga RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
Lebih lanjut, Ismail menganalisis fenomena tagar ini. Menurutnya, tagar ini didorong oleh kelompok baru di media sosial. Kelompok baru ini tidak berhubungan dengan kelompok pro dan kontra pemerintah yang sebelumnya berseteru di jagat Twitter.
"Kita bandingkan dengan isu2 sebelumnya seperti RKUHP, RUU KPK, KPK Taliban, dan #MahasiswaBergerak. Tampak #GejayanMemanggil merupakan sebuah cluster baru. Bukan dari cluster oposisi maupun pro pemerintah," cuitnya, Senin (23/9).
Selain itu ia juga menyebut bahwa gerakan ini dimotori oleh energi baru dalam peta media sosial di Indonesia.
Beberapa meme yang banyak disebarkan lewat tagar ini juga ditangkap oleh Ismail.
Gerakan ini menurut Ismail tidak hanya menggema di Twitter, tapi juga di Instagram. Meme yang disebarkan di media sosial itu pun hampir serupa dengan yang ada di Twitter. Tagar ini pun menggaung hampir sebagian lokasi di Indonesia. Namun motor gerakan ini ada di Yogyakarta, disusul Jakarta, Sleman, Surabaya, dan Bandung.
Besarnya energi untuk mendukung gerakan ini menurut Ismail menjadi sinyal bagi pemerintah untuk mulai memerhatikan suara rakyat.
[Gambas:Video CNN] (eks)