Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengatakan bangunan tahan
gempa menjadi solusi konkret untuk menanggulangi rawannya gempa di Indonesia.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono gempa bukanlah pelaku utama penyebab jatuhnya korban saat gempa. Justru rubuhnya bangunan yang menyebabkan korban meninggal.
"Intinya adalah solusi adalah bangunan tahan gempa. Tidak ada kita angan-angan tinggal di tempat gempa. Tapi yang terjadi adalah bangun bangunan di atas jalur sesar," ujar Daryono dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (2/10).
Daryono mengatakan memang tidak ada larangan untuk bangun di daerah rawan gempa. Akan tetapi, struktur bangunan tahan gempa wajib dipenuhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bisa kasih jarak 100 meter dari jalur sesar. Tidak ada larangan bangun di daerah rawan gempa tapi struktur bangunan wajib dipenuhi," katanya.
Masyarakat, bagi Daryono harus mengetahui langkah mitigasi bencana. Pasalnya saat ini sudah ada 235 sesar, bahkan itu baru sesar yang teridentifikasi.
Sosialisasi terkait daerah rawan bencana harus dilakukan agar karena pengetahuan tersebut fundamental bagi masyarakat. Ia berharap agar mitigasi bencana di Indonesia tak hanya diketahui oleh segelintir orang.
"Harus disosialisasikan agar masyarakat tidak boleh buta dan awam dengan area rawan bencana. Karena itu sangat fundamental untuk selamatkan hidup. Mitigasi dijadikan sebuah budaya dan sikap hidup karena kita hidup di daerah gempa" kata Daryono.
(jnp/age)