Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu terakhir sejumlah sistem operasi dan
aplikasi ramai-ramai mengenalkan fitur mode gelap (
dark mode).
Sebut saja iOS 13 dan Android Q yang mulai mengawali perkenalan fitur
dark mode dengan pengguna perangkat mobile. Kemudian Windows 10 dan macOS memperkenalkan fitur yang sama di perangkat
desktop, menyusul kemudian Chrome dan Firefox yang juga memiliki
dark mode. Bahkan File Explorer di Windows sekarang mendukung fitur tersebut.
Kendati sedang digemari, sejumlah penelitian justru menunjukkan bahwa fitur
dark mode memiliki risiko tersendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang diungkapkan Adam Engst dikutip dari
Tidbits, layar dengan latar belakang
dark mode justru dapat mengganggu produktivitas pengguna.
Engst mengkritik sejumlah promosi
dark mode merupakan hal yang konyol. Menurut dia, situs yang mengklaim penggunaan dark mode mudah 'dilihat dalam segala hal' itu tidak sepenuhnya benar.
Berdasarkan sejumlah penelitian, Engst meyakini teks hitam pada latar belakang putih lebih baik daripada teks putih pada latar belakang hitam atau
dark mode.
Dia menyoroti penelitian yang menunjukkan teks hitam di atas putih atau polaritas positif lebih mudah dibaca.
Tampilan gelap-terang atau polaritas positif dalam Mode Terang (
Light Mode) memberikan kinerja yang lebih baik. Hal itu terutama dalam memberi fokus mata, mengidentifikasi huruf, menyalin huruf, memahami teks, dan membaca dengan cepat.
Penelitian lain bahkan menunjukkan penggunaan tampilan polaritas positif hanya sedikit menimbulkan kelelahan visual.
Meskipun dengan hits, Engst menilai fitur
dark mode dianggap tidak akan membantu mengurangi kelelahan mata setelah Anda menghabiskan waktu menatap layar sepanjang hari.
Penelitian dan survei ilmiah yang dikutip dari
Phone Arena menyimpulkan bahwa seluruh otak manusia terprogram dan cenderung mendukung citra gelap yang ditampilkan di atas latar yang cerah.
Alasannya terletak pada evolusi manusia sebagai spesies homo sapiens yang biasa beraktivitas sepanjang hari.
"Disimpulkan bahwa otak manusia bekerja lebih baik ketika terkena polaritas positif atau light mode, bukan polaritas negatif atau
dark mode," demikian tertulis dalam penelitian.
Studi yang dilakukan oleh A. Buchner dan N. Baumgartner pada 2007 berpendapat, otak manusia cenderung nyaman dengan polaritas positif daripada polaritas negatif ketika menghadapi fokus kecepatan, konsentrasi, dan mengoreksi kinerja dalam dunia digital.
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan pada perangkat adalah membaca dan menulis teks. Buchner dan Baumgartner menemukan bahwa light mode memungkinkan Anda untuk lebih cepat fokus pada teks dan elemen tampilan. Sedangkan
dark mode akan membuat sedikit lebih sulit untuk membedakan elemen teks dan antarmuka (
interface) visual, sehingga menghambat kinerja membaca Anda dan akhirnya membuat mata Anda tegang.
Alasan yang dianggap sangat sah untuk hal itu adalah teks dengan dark mode terlihat tidak alami bagi pengguna karena sangat berbeda dari teks yang dicetak di atas kertas.
[Gambas:Video CNN] (lav/eks)