Beda Cara Basuki dan Anies Tangani 'Misteri' Banjir Jakarta

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jan 2020 17:58 WIB
Ribut antara Menteri PUPR Basuki dan Gubernur DKI Anies dinilai bermula dari perbedaan konsep normalisasi dan naturalisasi sungai atasi banjir Jakarta.
Naturalisasi sungai Ciliwung. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Konsep naturalisasi ala Anies itu memang beberapa kali dikritik Kementerian PUPR dibawah Basuki. Selain soal terhentinya pembebasan lahan di sungai sungai yang masuk program normalisasi, Basuki juga pernah menyinggung soal kapasitas tampungan dalam program naturalisasi Anies.

Menurut Basuki, kapasitas tampung sungai di Jakarta sudah berbeda. Dulu kapasitas tampung Sungai Ciliwung lebarnya 20 hingga 25 meter. Sementara saat ini sudah menyempit, hanya tinggal 5 meter.

Basuki meminta Anies menegeaskan soal ukuran kapasitas tampung tersebut agar bisa dikerjakan bersama. Menurut Basuki, hampir semua sungai di Jakarta tak hanya mengalami pendangkalan, tapi juga penyusutan dan penyempitan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, berdasarkan peraturan Kementerian PUPR tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menetapkan bahwa garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan berjarak 10 meter dari tepi kiri-kanan palung sungai dengan kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 meter, 15 meter, 20 meter, dan 30 meter.


Fakta-fakta tersebut disebut-sebut membuat Anies agak sulit melakukan naturalisasi sungai, karena sudah berjanji tak akan melakukan penggusuran terhadap warga yang tinggal di bantaran Sungai.

Karena terkendala takut menggusur, upaya pembebasan lahan untuk normalisasi sungai yang disindir oleh Jokowi dan Basuki pun akhirnya terhenti oleh Anies.

Kini publik sedang menanti janji pemerintah pusat dan juga Pemprov DKI Jakarta soal membuat ibu kota bebas dari banjir. Pasalnya, Anies pernah berjanji di pertengahan tahun 2019 lalu, bahwa program naturalisasi sungai yang ia buat akan terlihat di akhir 2019.

Sementara Basuki, menegaskan walau terkendala pembebasan lahan di sungai Jakarta, pihaknya mengklaim tetap menjalakan program normalisasi dengan menyelesaikan bendungan Ciawi dan Bendungan Sukabumi.

Menurut Basuki, kehadiran dua bendungan yang pembangunannya sudah mencapai 45 persen itu bisa mengurangi banjir di wilayah Jakarta hingga 30 persen.

Namun Basuki berpesan agar penanganan banjir dilakukan dari hulu ke hilir, termasuk melanjutkan normalisasi yang harus dijalankan di 13 Daerah Aliran Sungai (DAS) wilayah Jakarta.

(dal/dal)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER