Kesan tangguh muncul ketika melihat desain sisi
eksteriornya. Dari sisi konstruksi, ROG II phone tampak
sangat gagah. Sayangnya, desain ROG Phone II hampir
sama dengan pendahulunya. Perbedaan mencolok
berada pada pemindai sidik jari pada bagian belakang
yang tidak dapat ditemukan di ROG Phone II.
Saat digunakan bermain gim, ROG Phone II terasa mantap ketika dipegang secara landscape. Tapi posisi ini membuat tangan bisa menutup speaker yang terletak di bawah badan ponsel. Selain itu, bobot ponsel diakui memang agak berat.
Speaker ponsel ini juga menarik. Sebab, Asus memasang dua speaker dengan kekuatan yang seimbang di sisi atas dan bawah ponsel. Sehingga, saat digunakan di posisi landscape suara yang keluar dari ponsel akan terdengar lebih seimbang dari kiri dan kanan speaker.
Pada Black Shark 2 Pro speaker bagian atas lebih kecil dari bagian bawah. Sehingga ketika digunakan, suara di salah satu speaker akan terdengar lebih kencang dari yang lain.
Parahnya, saat ponsel butuh diisi ulang, kabel akan
mengganggu jari ketika bermain. Membuat posisi tangan
tak enak karena port charger ponsel berada di bagian
bawah ponsel. Meski demikian, tidak direkomendasikan menggunakan ponsel sembari mengisi daya, sebab bisa memengaruhi kesehatan baterai ponsel.
 Side mounting port Asus ROG Phone II (CNN Indonesia/ Hesti Rika) |
Meski demikian, Asus masih menyediakan solusi agar kabel pengisi daya tak mengganggu sesi bermain gim. Asus menyediakan fitur side-mounting port. Dengan demikian pengguna bisa tetap bermain gim sembari mengisi daya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi gamer yang biasa bermain gim konsel dengan
menggunakan game controller, ROG Phone II bisa
menjadi pengantar gamer untuk bermain game mobile.
Pasalnya gamer bisa merasakan impresi di ROG Phone II
yang hampir sama dengan menggunakan game
controller di konsol.
AirTrigger II menawarkan kontrol lebih dalam game dan
menghadirkan pengalaman layaknya menggunakan
tombol trigger di controller konsol. Dalam gim tembak-
tembakan, pengguna bisa dengan mudah membidik dan
menembak tanpa harus repot menekan layar.
Ponsel juga dibekali dengan layar HDR 10-bit AMOLED
6,59 inci dengan resolusi 1080x2340 . ROG Phone II
diklaim merupakan ponsel gaming pertama di dunia
yang mengusung layar AMOLED dengan pilihan refresh
rate 60 Hz,90 Hz, dan 120 Hz.
 Desain bagian belakang ROG Phone II. (CNN Indonesia/ Hesti Rika) |
Semakin tinggi refresh rate, jumlah frame yang
ditampilkan layar semakin banyak. Oleh karena itu
tampilan pergerakan visual dan animasi akan terlihat
semakin halus nan mulus. Layar kelas premium juga
dilapisi dengan pengamanan terbaik oleh Corning
Gorilla Glass 6.
Saat menggunakan 60 Hz, memang masih ada
pergerakan yang terlihat kabur (
blur) saat gambar di layar
bergerak cepat. Saat diubah ke 90 Hz, pergerakan
semakin mulus tanpa adanya
blur.
Dengan opsi 120 Hz, layar terasa sangat mulus tanpa
adanya pergerakan
blur. Namun patut diingat tak semua
gim mendukung 120 Hz. Ponsel akan memberi notifikasi
apabila gim tidak mendukung 120 Hz dan akan
menurunkan ke refresh rate tertinggi yang bisa
didukung gim itu.