Jakarta, CNN Indonesia -- Pandemi Covid-19 di Indonesia telah menghantam berbagai sektor usaha. Bagi UMKM sektor kuliner misalnya, kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan secara masif telah mengubah pola usaha dan perilaku pelanggan.
Pelanggan tak lagi bisa menikmati hidangan di tempat, bahkan beberapa usaha kuliner harus membatasi jumlah pengunjung dan mengurangi jam operasional.
Untuk dapat bertahan dan tetap memberi penghidupan bagi karyawan, para pelaku usaha harus mengubah strategi marketnya untuk tetap bisa menjangkau pelanggan di tengah situasi pembatasan sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah para mitra merchant GrabFood di Bandung, Makassar, dan Medan berikut mungkin bisa dijadikan contoh bagi pegiat usaha lain agar roda perekonomian terus berputar di tengah masa krisis ini.
Manager Pemasaran Wingz O Wingz Muhammad Muhlis menceritakan usaha yang dikelolanya saat ini tengah berjuang mempertahankan bisnis.
"Dampak yang paling terasa adalah transaksi makan di tempat yang hanya tinggal 5 persen. Sesuai imbauan pemerintah kami mengutamakan layanan
take away atau order memakai aplikasi," ujar Muhlis dikutip dari situ resmi Grab Indonesia, Selasa (14/4).
Muhlis mengaku
outlet olahan daging ayam yang sudah beroperasi sejak 2011 itu tak ingin gagal begitu saja, mengingat restorannya telah menjadi sumber penghidupan bagi 250 karyawan. Sebagai sumber pemasukan utama, mereka benar-benar hanya mengandalkan penjualan online.
"Dalam situasi saat ini ketika semua orang diam di rumah saja, pelanggan tetap bisa memesan produk Wingz O Wingz lewat GrabFood. Saya bersyukur, usaha ini tidak hanya menghidupi ratusan karyawan tapi juga membantu pengemudi ojek online," ujar Muhlis.
Lain halnya cerita UMKM kuliner di Makassar MasterCheese yang harus mempersingkat jam operasional. Untungnya walau jumlah pengunjung
dine-in semakin sedikit, jumlah pemesanan online terus meningkat.
"Dulu sebelum corona 50 persen pesanan dari Grab, sekarang pesanan online Grab naik sampai 80 persen," ujar sang pemilik, Yulianti.
Sementara itu, pemilik Martabak Mekar di Medan Erwin Susanto mengatakan kondisi pandemi terasa di Tanah Deli baru-baru ini, namun belum sampai membuat usahanya sepi pembeli.
"Jumlah pesanan masih seperti biasa, karena pesanan memang lebih banyak dari online. Jauh sebelum pandemi merebak, Grab sudah menjangkau lebih banyak pembeli, jadi mereka tidak perlu datang ke sini untuk bisa menikmati martabak kami," jelas Erwin.
Terapkan Standar Kebersihan Tinggi di Tengah PandemiSelain mengatur strategi bisnis, ketiga pelaku usaha ini juga mengimplementasikan standar kebersihan tinggi sesuai dengan anjuran pemerintah serta standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan yang diterapkan GrabFood.
Mereka telah mewajibkan pemakaian masker dan sarung tangan untuk seluruh karyawan. Selain itu, mereka juga kompak menerapkan pengecekan harian suhu tubuh karyawan, pelanggan dan mitra, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.
(fef)
[Gambas:Video CNN]