Tampilan
Huawei P40 Pro dilapisi dengan aluminium di bagian belakang, sehingga membuat ponsel ini lebih solid saat dipegang tanpa pelindung.
Namun, ponsel terasa lebih aman digenggam ketika menggunakan sampul plastik ini. Sampul plastik P40 lebih tipis, sehingga saat disampul ke ponsel, ponsel tetap terasa ramping. Pada bagian belakang sampul juga terdapat tonjolan yang
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layar P40 menggunakan panel OLED. Lebar layar ke bodi lebih besar dari Samsung, 91.6 persen . Namun kerapatan piksel 441 ppi, lebih rendah dari Samsung. Makin tinggi kerapatan piksel, gambar di layar terlihat makin tajam dan jelas. Sebab, jumlah piksel yang terdapat pada satu inci makin banyak (
pixel per inch/ ppi).
 Tampilan samping Huawei P40 Pro (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika) |
Ponsel ini memiliki
slot micro SIM ganda. Namun pada SIM kedua bisa dialihfungsikan sebagai memori eksternal berukuran nano (
nano memory). Huawei sudah memperkenalkan penyimpan mini ini sejak 2018.
Namun, harga
nano memory besutan Huawei ini terbilang cukup tinggi. Untuk memori 128 GB perlu ditebus sekitar Rp600 ribuan. Sementara memori 256 GB dilego Rp1,4 jutaan.
Memori internal ponsel menggunakan RAM 8 GB dan ROM mulai dari 128 GB.
Untuk GPS, P40 punya kompatibilitas dengan lebih banyak satelit navigasi. Selain mendukung A-GPS, Glonass milik Rusia, BDS milik China, dan Galileo Uni Eropa, P40 juga mendukung QZSS milik Jepang, dan NavIC milik India.
 Tampilan Huawei P40 Pro (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika) |
Pemindai biometrikUntuk pemindai sidik jari, Huawei menggunakan pemindai optik bawah layar. Akurasi pemindai ini cukup baik, pun ketika tangan sedang dalam kondisi basah.
Pemindai wajah menggunakan sensor inframerah dan sanagt responsif mengenali wajah. Sensor 3D ToF ponsel ini tetap bisa mengenali pengguna meski tengah menggunakan kacamata hitam.
Audio
Untuk audio, ponsel ini memang tidak istimewa. Huawei hanya menyematkan speaker tunggal di bagian bawah ponsel. Pada bagian atas, Huawei tidak menyematkan speaker untuk mendengarkan suara kala dipakai menelepon. Sehingga, pengguna tak bisa mendengarkan suara stereo dengan audio ponsel ini.
Seperti pendahulunya, P30 Pro dan Mate 30 Pro, ponsel ini menggunakan
screen audio. Artinya saat menelepon pengguna tidak mendengar suara dari
speaker, melainkan dari rambatan suara di layar. Tapi hal ini berimbas pada performa audio yang hanya bisa memberikan suara mono.
Huawei mengemas jualan fitur ini sebagai cara menelepon yang lebih terjaga privasinya lantaran suara penelepon tak akan terdengar jika telinga tak ditempelkan di layar ponsel.
Sementara untuk
headset, ponsel ini tak punya port 3,5 mm. Pengguna mesti menggunakan
earphone bawaan dengan port USB tipe-C atau menggunakan
earpiece bluetooth.
 Huawei hanya menempatkan satu speaker di bagian bawah. Sebab, speaker di bagian atas diganti dengan teknologi screen audio. (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika) |
Baterai Baterai ponsel ini memang hanya 4.200 mAh, dilengkapi dengan pengisi daya 40W dengan port USB tipe-C pada kedua sisi. Ponsel juga bisa diisi dengan pengisi daya nirkabel 27W atau digunakan sebagai pengisi daya nirkabel 27W.
Port ini juga bisa digunakan untuk fungsi USB OTG (on the go). Artinya pengguna bisa mencolokkan USB memori eksternal langsung ke perangkat.
Performa
 Huawei P40 Pro saat dijajal bermain gim. (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika) |
Ketika digunakan bermain gim, ponsel ini mampu memberikan performa yang cukup andal. Namun, kemampuan grafis Kirin 990 sepertinya masih belum semumpuni Exynoss 990 besutan Samsung.
Ketika dicoba bersamaan untuk bermain gim Asphalt 9, Exynoss mampu memberikan grafis mulus. Sementara Huawei P40 Pro tak semulus hasil grafis Samsung S20 Ultra.
Sementara untuk hasil pengujian benchmark, ponsel ini memberikan hasil skor berikut.
AnTuTu: 496356 (v8)
GeekBench: 3197 (v5.1)
Angka ini memang terpaut sedikit lebih rendah dari Samsung S20 Ultra yang menggunakan Exynoss 990 punya skor berikut.
Antutu 515.098 (v8)
Geekbench 2826 (v5)
Satu hal lain yang kurang menyenangkan ketika bermain menggunakan ponsel ini adalah kesulitan keluar dari mode bermain. Sebab, tombol navigasi virtual tidak langsung keluar ketika pengguna menyentuh atau menggeser bagian bawah ponsel.
Misal ketika bermain Asphalt dan tiba-tiba pengguna ingin kembali ke tampilan home, maka pengguna mesti keluar dengan cara manual dengan memilih menu exit pada gim yang dimainkan.
Hal ini berbeda dengan Samsung yang langsung mengeluarkan tiga tombol fungsi Android ketika menyentuh atau menggeser bagian bawah ponsel. Sehingga pengguna bisa dengan cepat kembali ke laman utama dengan menyentuh tombol home.