Epidemiolog Respons Teori Pandemi Corona RI Makin Berbahaya

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jul 2020 07:08 WIB
Dua orang santri mengikuti rapid test atau tes cepat COVID-19 di pondok pesantren Al-Amien, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (1/7/2020). Gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 daerah setempat melakukan rapid test secara acak kepada santri di sejumlah pondok pesantren sebagai tahapan menuju era normal baru. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.
Ilustrasi virus corona. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan kasus positif virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) meningkat karena pelaksanaan test Covid-19 kini semakin masif dilakukan dibanding satu atau dua bulan terakhir.

Oleh karena itu kata Windhu, kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 70 ribu kasus bukanlah hal yang mengejutkan.

"Ya memang angka-angka ini mulai meninggi terutama yang jelas masih ada penularan di masyarakat dan itu berhasil digali lebih banyak karena testingnya sudah lebih banyak daripada sebulan dua bulan yang lalu," ujar Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (10/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita tidak usah kaget (kasus positif Covid-19 terus meningkat) karena test yang tinggi kemudian tiba-tiba kasus yang didapat tinggi," sambungnya.

Meskipun pemerintah sudah meningkatkan test Covid-19, namun menurut kata Windhu belum mencapai kata ideal.

Sebab merujuk pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam satu populasi minimal satu persen penduduk mesti dites.

"Jadi kalau 270 juta penduduk ya semestinya 2,7 juta itu harus ditest. Kita masih jauh dari itu, tetapi sudah jauh lebih baik meskipun terlambat. Terlambat tidak apa-apa asal dilakukan," pungkas Windhu.

Pernyataan Windhu tersebut merujuk pada cuitan tim Relawan Kawal Covid-19 yang menyatakan Indonesia masih jauh dari puncak penyebaran virus corona (Covid-19). Menurut mereka, pandemi baru akan dimulai dan keadaan bulan-bulan ke depan akan lebih berbahaya.

Pernyataan itu disampaikan Kawal Covid-19 dalam akun Twitter mereka pada Kamis (9/7) lalu.

"Dua bulan terakhir rupanya belum masa paling berbahaya. Justru, pandemi ini baru mulai dan kita masih jauh dari puncaknya. Maka tingkatkan kewaspadaan, karena bulan-bulan ke depan keadaan justru akan lebih berbahaya," cuit mereka.

Sementara jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 72.347 kasus hingga Jumat (10/7). Di antara kasus kumulatif itu, sebanyak 33.529 orang dinyatakan sembuh dan 3.469 orang lainnya meninggal dunia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan dalam laporan hariannya hari ini pemerintah berhasil memeriksa sebanyak 23.609 spesimen. Dengan demikian total kumulatif yang telah diperiksa mencapai 1.015.678 spesimen.

Selain kasus positif, pasien yang dinyatakan telah sembuh juga bertambah sebanyak 878 orang. Sementara pasien yang meninggal dunia bertambah 52 orang.

Angka tersebut merupakan data yang dihimpun Gugus Tugas Penanganan Covid-19 selama 24 jam dari kemarin pukul 12.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB siang ini.

(din/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER