Ahli epidemiologi merespons prediksi Presiden Joko Widodo soal puncak kasus pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada Agustus hingga September 2020.
Epidemiolog FKM Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan mengaku setuju dengan prediksi Joko Widodo. Hanya saja ia memperingatkan bukan berarti pandemi akan berakhir setelah puncak kasus pada Agustus hingga September.
"Iya setuju. Itu puncaknya pada waktu tersebut, tetapi bukan berarti setelah itu pandemi selesai, tapi terkendali dan tetap berisiko untuk tidak terkendali lagi jika tindakan pencegahan tidak dilakukan secara serius," kata Iwan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, ia mengatakan agar pemerintah jangan mengendurkan protokol kesehatan dan tes, lacak, isolasi kasus. Selain itu ia juga menyarankan agar pemerintah menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR), bukan sekadar rapid test.
Ia juga berharap agar pemerintah segera meningkatkan skala pelacakan kasus dari pasien positif Covid-19. Ia merekomendasikan dari 1 kasus, harus tracing kontak 10 orang.
"Kemudian tes & pelacakan kontak harus diperbaiki. Saat ini rasio antara kasus & lacak, rata-rata masih di 1 banding 4, mesti ditingkatkan di 1 banding 10 dan disertai isolasi kasus," tutur Iwan.
Dihubungi terpisah, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani mengatakan prediksi tersebut bisa terjadi bisa terjadi dan bisa tidak terjadi. Ia mengatakan prediksi ini tergantung pada intervensi pemerintah.
Intervensi tersebut mulai dari Pembatasan Sektor Berskala Besar (PSBB), 3T testing, tracing dan treatment yang disertai dengan isolasi kasus.
Intervensi juga bisa berupa persiapan fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit hingga rumah isolasi untuk menangani pasien-pasien Covid-19.
"Sekarang dengan adanya pemeriksaan masif maka bisa saja penemuan kasus akan semakin cepat walaupun terjadi peningkatan kasus yang signifikan. Tetapi ini dilakukan agar mencapai puncak semakin cepat dan pengendalian juga bisa dilakukan dengan cepat," kata Laura.
Ia mengatakan kunci nyata prediksi Jokowi berada di testing dan tracing yang masif dan agresif. Meski imbasnya terjadi lonjakan jumlah kasus, ia menjelaskan penanganan tepat bisa membuat seluruh kasus bisa dikendalikan.
"Kuncinya di testing yang masif dan tracing yang agresif agar kasus-kasus segera ditemukan walaupun terjadi lonjakan tapi harapannya kasus-kasus ini segera tertangani dan kasus bisa segera dikendalikan," ujar Laura.