Hasil pencitraan satelit SPOT-6 oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan banjir bandang di kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi menyebabkan kerusakan besar.
Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN Rokhis Komaruddin mengatakan hasil pencitraan menunjukkan banjir bandang ini melalui kecamatan Sabbang, Masamba, Baebunta, Malangke, dan Malangke Barat.
Di wilayah terdampak banyak terdapat bangunan di pemukiman yang dilalui oleh banjir bandang, selain itu juga banyak wilayah persawahan dan perkebunan yang rusak karena terendam oleh lumpur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada citra satelit, wilayah yang dilalui banjir bandang ini berwarna coklat karena keberadaan lumpur atau tanah yang mengering setelah 4 hari kejadian bencana," kata Rokhis dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (19/7).
Rokhis menjelaskan kerusakan ini dipantau oleh satelit SPOT-6 dan Pleiades tanggal 17 Juli 2020 yang diterima oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh LAPAN di Parepare.
Data ini kemudian diolah oleh Tim LAPAN di Jakarta dan disandingkan dengan data satelit SPOT-7 sebelum kejadian tanggal 4 Oktober 2019.
Rokhis menjelaskan hasil pencitraan menunjukkan adanya titik-titik longsor di wilayah hulu sungai Sabbang, Radda dan Masamba.
"Data satelit juga menunjukkan adanya titik - titik longsor yang cukup banyak di wilayah hulu sungai Sabbang, sungai Radda, dan sungai Masamba. Kondisi ini perlu diwaspadai untuk antisipasi kejadian bencana berikutnya," tutur Rokhis.
![]() Hasil pencitraan satelit SPOT-6 oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan banjir di kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara menyebabkan kerusakan besar. |
Tim LAPAN akan terus mengolah data satelit penginderaan jauh bersama ITB, Unhas dan AIT (Asian Institute of Technology) untuk menghitung jumlah bangunan yang rusak dan juga lahan yang rusak, terutama lahan produktif sawah dan perkebunan.
Sebelumnya, LAPAN juga menganalisa perubahan penutup lahan, curah hujan, serta struktur geomorfologi & geologi di Kabupaten Luwu Utara untuk mengungkap peristiwa banjir pada tanggal 13 Juli 2020.
Hasil analisa penutup lahan menunjukkan tidak ada perubahan yang cukup signifikan baik untuk penutup lahan hutan, pertanian, maupun lainnya.
Selain penutup lahan, tim LAPAN turut menganalisa curah hujan pada tanggal 11 sampai 13 Juli 2020. Dari data satelit Himawari - 8 dapat dilihat terdapat hujan dengan intensitas yang cukup lama pada tanggal 12 Juli hingga 13 Juli dari sekitar jam 22.00 WITA sampai jam 06.00 WITA.
Hasil analisa struktur geomorfologi dan geologi di Kabupaten Luwu Utara memperlihatkan wilayah hulu sungai Sabbang, sungai Radda, dan sungai Masamba merupakan perbukitan yang sangat terjal dan kasar yang dibentuk dari patahan-patahan akibat proses tektonik pada masa lampau.