Ahli mikrobiologi dari California Institute of Technology menemukan bakteri yang memakan material logam dan setelah diteliti lebih lanjut, material itu dijadikan energi si bakteri.
Penemuan para peneliti itu ketika mereka melakukan percobaan salah satu jenis unsur kimia yaitu sejenis mangan.
Penemuan mereka diterbitkan di jurnal ilmiah berjudul, 'Bacterial chemolithoautotrophy via manganese oxidation' yang diterbitkan di laman Nature pada 15 Juli 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Mikrobiologi California Institute of Technology, Jared Leadbetter menceritakan kala itu ia dan tim meninggalkan sebuah tabung kaca yang berisi air keran dari wastafel laboratorium mereka.
Setelah didiami beberapa bulan, Leadbetter dikejutkan dengan air keran di dalam tabung yang telah berubah warna menjadi hitam pekat.
"Saya berpikir 'Apa itu?'. Saya mulai bertanya-tanya apakah mikroba yang telah lama dicari menyebabkan perubahan tersebut," kata Leadbetter dikutip CNN, Senin (20/7).
"Jadi kami secara sistematis melakukan tes untuk mengetahui hal itu," tambahnya.
Usai didalami lebih lanjut, Leadbetter dan tim menemukan bahwa mikroba itu dapat menggunakan logam untuk menghasilkan energi.
Dilansir First Post, material yang membuat air keran menjadi gelap itu adalah mangan oksida yang terbentuk ketika ion mangan kehilangan elektron dan mengalami oksidasi.
Percoabaan Leadbetter dan tim pun berlanjut dengan melapisi lebih banyak stoples pada tabung kaca itu dan manganese carbonate (MnCO3) dan mensterilkan tabung kaca agar material di dalamnya menghasilkan uang panas.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, setidaknya ada 70 spesies bakteri yang ditemukan, dua di antaranya adalah bakteri yang berasal dari keluarga Nitrospirae dan Proteobacteria.
Kedua jenis bakteri itu hidup di air tanah. Lalu keduanya bersifat autotrofik.
Karena sifatnya yang autotrofik, mereka mengkonsumsi elektron dari mangan dan mengubah karbon dioksida menjadi biomassa yang dikenal dengan proses chemosynthesis.
Para peneliti pun percaya bahwa penemuan ini dapat membantu memahami nodul mangan logam besar yang dapat mencapai ukuran buah anggur dan sering ditemukan di dasar laut.
(din/mik)