Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi virus corona Covid-19 harus menjadi momentum untuk mendorong transformasi digital di Indonesia. Pandemi Covid-19 diakui Jokowi merubah pola hidup normal dan akan mendorong kehadiran tatanan hidup baru atau new normal.
Jokowi menjelaskan masa pandemi ini membuat adanya penggunaan daring untuk seluruh tatanan hidup, mulai belajar, bekerja, hingga pola konsumsi masyarakat.
"Karena di masa pandemi maupun next pandemi mengubah secara struktural, cara kerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi, cara belajar, cara bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke online dan digital," kata Jokowi dalam rapat terbatas tentang Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyinggung berdasarkan survey IMD World Digital Competitiveness pada 2019, negara Indonesia masih di peringkat 56 dari 63 negara.
Indonesia juga masih berada di peringkat bawah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Singapura berada di posisi 2, Malaysia di posisi 26, dan Thailand di posisi 40.
Untuk mendorong tingkat kompetitif digital Indonesia, Jokowi mengaku berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate untuk meningkatkan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
"Saya kemarin sudah bicara dengan Menkominfo mengenai ini. Kemudian percepatan penyediaan layanan internet di 12.500 desa atau kelurahan serta di titik-titik layanan publik layanan publik," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan pemerintah juga akan mempersiapkan peta jalan (roadmap) transformasi digital di sektor-sektor strategis, seperti di pemerintahan, di layanan publik, di bantuan sosial, di sektor pendidikan, di sektor kesehatan, di sektor perdagangan, di sektor industri, di sektor penyiaran.
"Jangan sampai infrastruktur digital yang sudah kita bangun justru utilitasnya sangat rendah," tutur Jokowi.
Jokowi juga mengatakan pemerintah juga akan mempercepat integrasi pusat data nasional.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan persiapkan kebutuhan SDM talenta digital. Jokowi membutuhkan talenta digital sebanyak kurang lebih 9 juta orang untuk 15 tahun ke depan.
"Ini perlu betul-betul sebuah persiapan untuk kurang lebih 600 ribu per tahun sehingga kita bisa membangun sebuah ekosistem yang baik bagi tumbuhnya talenta-talenta digital kita," kata Jokowi.