Bill Gates: Negara Kaya Basmi Corona 2021, yang Miskin 2022

CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2020 15:11 WIB
Bill Gates menyebut pandemi Covid-19 akibat infeksi virus corona bakal bisa dibasmi pada 2021 untuk negara kaya, sementara yang miskin pada 2022.
Bill Gates memperkirakan pandemi berakhir lebih cepat di negara kaya dari negara miskin. (AFP/MICHAEL COHEN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bill Gates memperkirakan pandemi Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 akan bisa dibasmi pada akhir 2021 untuk negara kaya dan 2022 untuk negara miskin dan berkembang.

Gates menyampaikan prediksi itu estimasi ini hanya berlaku bagi penduduk yang hidup di negara maju seperti Amerika Serikat.

Co-founder Microsoft dan co-founder yayasan amal Bill and Melinda Gates itu bahkan menyebut kemungkinan pandemi ini akan berpengaruh lebih lama pada negara berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk negara yang kaya, kita seharusnya dapat mengakhiri hal ini pada akhir 2021, dan untuk seluruh dunia pada umumnya pada akhir 2022," tuturnya dalam wawancara dengan Wired yang diterbitkan Jumat (7/8).

Gates juga menyampaikan bahwa pandemi ini telah memukul mundur ekonomi banyak negara. Sehingga, jika prediksinya benar telah membuat ekonomi banyak negara kembali ke beberapa tahun sebelumnya.

Sebelumnya, nama Bill Gates sempat heboh lantaran prediksi yang sempat ia lontarkan pada 2015 benar. Saat itu ia menyebut bahwa warga dunia harus mewaspadai virus yang sangat mudah menular.

"Jika ada yang bisa membunuh 10 juta orang dalam beberapa dekade mendatang, itu adalah virus dengan penularan tinggi ketimbang perang," jelas Gates lewat TED Talk, seperti dikutip BGR.

"Bukan misil, tapi mikroba...Kita menginvestasikan banyak uang untuk mencegah nuklir. Tapi, kita menginvestasikan sangat sedikit untuk sistem yang akan menghentikan epidemi. Kita tak siap untuk epidemi berikutnya."

Lima tahun kemudian, pada awal 2020, perkataan Gates menjadi kenyataan. Virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan menjad pandemi.

Amerika Serikat malah menjadi negara dengan angka positif dan angka kematian tertinggi di dunia. Saat ini angka positif di negara itu mencapai lebih dari 5 juta kasus.

Dalam wawancara itu, lagi-lagi Gates mengkritik cara pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatasi pandemi. Dalam wawancara dengan CNN, Gates mengeluh tingginya angka kasus virus corona di AS akibat kurangnya pengetesan dan pelacakan kontak (contact tracing). Selain itu, beberapa warga juga menolak untuk menggunakan masker.

Sehingga, untuk membendung penularan, vaksin dianggap menjadi satu-satunya harapan.

"Penyakit ini, baik dari data hewan maupun data fase 1, tampaknya sangat dapat dicegah dengan vaksin," jelas Gates, dikutip CNET.

Meski BPOM AS (FDA) akan memberi izin vaksin sebelum akhir tahun, namun Dr Fauci memperkirakan efektivitas vaksin itu hanya 50 persen.

Berbicara soal vaksin, Gates juga skeptis penangkal virus corona SARS-CoV-2 itu bakal segera tersedia untuk semua orang.

Menurutnya, kemungkinan beberapa vaksin yang saat ini tengah dikembangkan bakal tersedia lebih dulu untuk negara maju. Hal ini terjadi karena kendala produksi vaksin dalam jumlah besar.

Terkait dengan obat Covid-19, Gates memuji hasil pengobatan menggunakan antivirus remdesivir dan deksametason kortikosteroid. Kemungkinan obat-obatan ini akan tersedia dalam dua hingga tiga bulan lagi.

(eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER