Puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada 12 Agustus di Indonesia pada sekitar pukul 00.20 WIB. Pengamat langit bisa menikmati 50 hingga 75 guyuran meteor Perseid dini hari nanti.
Komunitas Langit Selatan dan Observatorium Bosscha mengatakan hujan meteor Perseid dimulai pada tanggal 17 Juli sampai 24 Agustus. Hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 12 Agustus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berada di puncak, hujan meteor akan muncul pada ketinggian 26 derajat di atas horizon. Di malam puncak diperkirakan 100 meteor akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus.
Untuk lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya, pengamat bisa menyaksikan setidaknya 50 hingga 75 meteor setiap jam.
Rasi Perseus baru terbit tengah malam yakni pukul 00:18 WIB dari arah timur laut. Bulan kuartil terakhir yang baru terbit tengah malam beriringan dengan rasi Perseus akan menjadi faktor polusi cahaya utama dalam berburu meteor.
Bosscha menyatakan pengamatan hujan meteor Perseid tidak diperlukan alat bantu apapun.
Akan tetapi, kondisi langit harus bebas dari polusi cahaya yang mengganggu, misalnya keberadaan sinar bulan dan awan yang akan mengurangi sinar meteor.
Dilansir dari Business Insider, NASA mengatakan Perseid merupakan hujan meteor terbaik di tahun 2020. Perseid berasal dari debu Komet Swift-Tuttle yang lewat setiap 133 tahun.
Puing-puing berbatu yang berukuran seperti butiran pasir hingga kacang polong menghantam atmosfer Bumi. dengan kecepatan 58,5 km per detik dan terbakar. Hantaman itu akan menimbulkan sebuah goresan api di langit malam.
Perseid dikenal karena bola api dan ledakan cahaya yang bertahan lebih lama daripada meteor biasa. Perseid juga dikenal karena memiliki 'buntut' atau jejak panjang yang mereka tinggalkan di langit.
Lihat juga:Mengenal Fakta Hujan Meteor Piscis Austrinid |