Pengguna Twitter dihebohkan oleh temuan algoritme Twitter yang memotong foto berisi orang kulit hitam. Algoritme Twitter secara otomatis memotong foto yang panjang secara vertikal agar bisa dimuat di timeline.
Pengguna Twitter menemukan apabila ada foto yang berisi dua orang dengan warna kulit yang berbeda, Twitter akan memotong foto orang dengan warna kulit lebih gelap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Twitter membatalkan algoritme deteksi wajahnya pada 2017 untuk algoritme deteksi saliency, yang dibuat untuk memprediksi bagian terpenting dari sebuah gambar.
Seorang juru bicara Twitter mengatakan hari ini bahwa tidak ada bias ras atau gender yang ditemukan dalam evaluasi sebelum penerapan algoritme. Juru bicara tersebut mengatakan tim Twitter melakukan analisa terkait pola algoritme ini.
Insinyur Twitter Zehan Wang men-tweet bahwa bias terdeteksi pada tahun 2017 sebelum algoritme diterapkan tetapi tidak pada tingkat signifikan.
Dilansir dari VentureBeat, Twitter belum menjawab pertanyaan terkait evaluasi pada tahun 2017 serta langkah-langkah yang akan diambil perusahaan untuk menilai kembali algoritme.
Dilansir dari Mashable, Twitter mengatakan akan menyelidiki apakah algoritme benar-benar lebih suka memilih wajah orang kulit putih daripada kulit hitam.
"Tim kami melakukan uji bias sebelum mengirimkan model dan tidak menemukan bukti bias ras atau gender dalam pengujian kami. Tapi jelas contoh ini akan membuat kami menganalisa lagi" kata anggota tim komunikasi Twitter.
Chief Design Officer Twitter Dantley Davis dan Chief Technology Officer Parag Agrawal juga mengatakan Twitter sedang menyelidiki algoritme untuk melakukan perbaikan apabila memang ada kesalahan.
(jnp/mik)