Ahli Virus Klaim Corona Dibuat China, Bukan dari Pasar Wuhan

CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2020 15:45 WIB
Ahli virus yang melarikan diri ke Amerika Serikat Li Meng Yan mengklaim virus corona bukan berasal dari pasar basah Wuhan, tapi dibuat oleh China.
Ilustrasi virus corona dari China. (AP/Mark Schiefelbein)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli virus China yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS), Li Meng Yan menyatakan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 bukan berasal dari pasar basah di Kota Wuhan, China

Dia menyebut virus corona baru itu berasal dari laboratorium milik China.

Pernyataan dan bukti terkait hal itu telah dimuat dalam sebuah karya ilmiah berjudul 'Unusual Features of the SARS-CoV-2 Genome Suggesting Sophisticated Laboratory Modification Rather Than Natural Evolution and Delineation of Its Probable Synthetic Route' di Zenodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Virus corona SARS-CoV-2) Itu berasal dari laboratorium, laboratorium di Wuhan dan laboratorium tersebut dikendalikan oleh pemerintah China," ujar Li Meng.

Li Meng menjelaskan klaim pemerintah China bahwa penyebaran virus corona baru itu terjadi di pasar basah Wuhan sengaja diciptakan untuk mendukung program virus oleh pemerintah China berjalan sesuai rencana.

Selain itu, dia juga mengungkap pemerintah China melakukan pengawasan ketat terhadap semua penelitian terkait virus, termasuk melakukan intimidasi para ilmuwan.

Lebih lanjut, Li Meng berkata SARS-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak konsisten dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami. Hal itu berdasarkan bukti genomik, struktural, medis, dan literatur.

"SAR-CoV-2 menunjukkan karakteristik biologis yang tidak sesuai dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami," ujarnya.

Di sisi lain, Li Meng menyatakan SARS-CoV-2 dapat dibuat dengan mudah di laboratorium dalam waktu enam bulan. Sebab, genom virus dapat direkayasa dan dimanipulasi secara tepat untuk mengaktifkan virus korona baru yang memiliki sifat unik.

"Bukti menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 merupakan produk laboratorium yang dibuat dengan menggunakan kelelawar coronavirus ZC45 dan atau ZXC21 sebagai template dan atau tulang punggung," ujar Li Meng.

Li Meng menambahkan beberapa virus corona yang baru-baru ini diterbitkan, misalnya RaT G1318, RmYN 0230, dan beberapa virus corona trenggiling sangat mencurigakan dan kemungkinan besar tidak benar.

Dia menduga pemalsuan temuan itu untuk menipu komunitas ilmiah dan masyarakat umum sehingga identitas sebenarnya dari SARS-CoV-2 disembunyikan.

Lebih dari itu, dia menyebut investigasi asal-usul SARS-CoV-2 harus melibatkan audit independen. Dia juga berkata investigasi semacam itu seharusnya dilakukan sejak lama dan tidak boleh ditunda lebih jauh.

Namun, Weifeng Shi, direktur dan profesor dari Institut Patogen Biologi di Universitas Medis Pertama Shandong di China memberi bantahan. Ia menyebut virus ini merupakan evolusi alami, bukan dari laboratorium China.

"Studi kami menunjukkan dengan jelas bahwa virus ini muncul secara alami di alam liar. Ini menjadi bukti kuat kalau virus SARS-CoV-2 bukan bocor dari laboratorium," kata Shi.

Senada, peneliti lain di AS juga sepakat kalau virus ini adalah virus alami bukan buatan laboratorium. Hal ini diungkap profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research dan penulis jurnal Kristian Andersen.

Mereka mengatakan dari analisis data sekuens genom publik dari Covid-19 dan virus terkait, tidak ada bukti bahwa virus itu dibuat di laboratorium atau direkayasa.

"Dengan membandingkan data urutan genom yang tersedia untuk strain corona virus yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Andersen melansir Science Daily.

Peneliti riset kanker di Seattle Amerika Serikat (AS) juga sudah memberikan bantahan soal rumor yang marak beredar di media sosial tersebut.


"Tidak ada bukti yang bisa ditemukan kalau virus ini dibuat secara genetik," jelas Trevor Bedford, dari riset kanker Fred Hutchinson, dalam pertwmuan ilmuwan di Seattle.

"Bukti yang kami miliki bahwa mutasi (virus) sangat konsisten sebagai evolusi alami," seperti dikutip dari Financial Times. 

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER