Ahli biologi molekuler dan pandemi Ahmad Rusdan Handoyo menjelaskan mengapa pasien positif corona dengan nilai Ct 35 pada pengujian tes swab PCR untuk mendeteksi virus corona dipulangkan oleh Wisma Atlet.
Sebelumnya, seorang pasien Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet dipulangkan meski hasil tes swab masih menunjukkan positif virus corona (Covid-19). Hal itu dilakukan setelah nilai Ct PCR pada pasien itu di angka 35.
Menurutnya, angka Ct pada tes PCR yang mendekati angka 40 biasanya jumlah virus sudah minim atau sudah tidak infeksius. Ct (Cycle threshold) sendiri merupakan nilai dari tes PCR. Semakin tinggi angkanya semakin kecil kemungkinan penularan virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad menuturkan tingkat infeksi sebuah virus di dalam tubuh manusia ditandai di angka 25 atau kurang. Sedangkan 26-30 merupakan batas antara infeksius atau tidak.
"Maka ketika pasien secara klinis sudah baik apalagi sudah dirawat 2 minggu, bisa di discharge," ujar Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/10).
Lebih lanjut, Ahmad berkata nilai Ct PCR sangat tepat digunakan untuk kontak telusur. Sedangkan dalam perawatan, nilai Ct bisa membantu untuk monitoring efektivitas obat.
"Jadi tergantung situasi masing-masing. Dan masyarakat jangan interpretasi masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator Operasional Kakesdam Jaya Kolonel CKM, dr Stefanus Dony membenarkan pihaknya memulangkan pasien yang masih positif Covid-19.
Dony menjelaskan, pasien yang dipulangkan sebetulnya sudah aman, dalam artian sudah tidak lagi menularkan virus ke orang lain.
Ia menambahkan pasien yang telah melakukan swab dengan nilai CT PCR 35 diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Penilaian tersebut diartikan bahwa virus sudah tidak lagi menularkan ke orang lain, jika d ibawah angka itu pasien masih harus menjalani isolasi mandiri di RSD Wisma Atlet.
Melansir Center for Evidence-Based Medicine, nilai ambang siklus yang lebih rendah dapat dikaitkan dengan perjalanan penyakit yang lebih buruk, serta dapat berguna dalam memprediksi perjalanan klinis dan prognosis pasien.
Nilai Ct yang lebih rendah dari sampel pernapasan dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah dan probabilitas yang lebih tinggi untuk kultur virus positif.
Nilai Ct rata-rata di beberapa titik waktu selama perjalanan penyakit lebih rendah pada pasien yang meninggal dibandingkan dengan mereka yang telah pulih atau yang masih dirawat di rumah sakit.
(jps/eks)