Produksi Vaksin Corona China Tunggu Riset Selesai Tahun Depan

CNN Indonesia
Rabu, 21 Okt 2020 18:08 WIB
Produksi massal vaksin corona China belum bisa dilakukan karena harus menunggu riset selesai tahun depan.
Ilustrasi vaksin corona (AFP/NOEL CELIS)
Bandung, CNN Indonesia --

Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 menyebut vaksin corona China buatan Sinovac Biotech Ltd belum bisa diproduksi massal karena menunggu hasil riset selesai Maret tahun depan.

Menurut Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil, saat ini vaksin itu sedang diuji oleh peneliti.

"Jadi sekarang (uji klinis) sedang berjalan. Relawan yang sudah mendapatkan suntikan pertama sebanyak 1.620. Relawan suntik kedua lebih dari 1.000, yang diambil darah setelah penyuntikan kedua 800. Yang dari 1.620 akan kami ikuti sampai enam bulan penelitian ini, laporan pertama sebanyak 540 subjek pada Januari dan kalau betul-betul selesai penelitiannya Maret," kata Kusnandi di Bandung, Rabu (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac asal China dalam pengadaan dan pengembangan vaksin Covid-19. Uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia dilakukan bekerja sama dengan Universitas Padjajaran di Bandung.

Hasil laporan hasil uji klinis fase tiga vaksin tersebut akan digunakan untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lebih lanjut, Kusnandi menjelaskan, pada Maret nanti akan diketahui apakah vaksin yang diujicobakan sudah efektif menangkal virus atau tidak. Termasuk soal keamanan dan imunogenitas vaksin.

"Itu yang saya teliti vaksin dari Bio Farma (kerja sama dengan Sinovac). Nanti kalau sudah selesai Maret itu baru diproduksi besar-besaran untuk dijual dan dipergunakan dalam negeri nantinya," ujar Kusnandi.

Kusnandi pun menanggapi santai terkait rencana pemerintah untuk sesegera mungkin menghadirkan vaksin Covid-19 di tanah air.

Ia memaklumi adanya penggunaan vaksin dalam kondisi darurat untuk orang-orang yang dianggap rentan berdasarkan pertimbangan medis. Namun, Kusnandi menegaskan penggunaan vaksin Sinovac belum bisa dilakukan.

"Jadi dia (pemerintah) beli Sinovac yang bukan buatan Bio Farma, boleh-boleh saja karena syarat vaksin itu digunakan kalau sudah uji klinis fase tiga," kata Kusnandi merujuk pada uji klinis di beberapa negara lain seperti Uni Emirat Arab, Brasil dan Turki.

"Fase tiga itu namanya multi center, ada di Indonesia, Brasil, Pakistan, nah itu bisa digunakan. Mungkin Sinovac dapat izin dari WHO karena sudah uji coba bukan hanya di Indonesia saja, tapi di luar negeri juga dan lebih maju, enggak masalah itu," cetus dia.

Hanya saja, Kusnandi menegaskan kandidat vaksin Sinovac yang sedang ditelitinya tetap masih menunggu laporan lengkap pada Maret 2021. Sehingga, vaksin itu tidak akan digunakan untuk vaksinasi dalam waktu dekat.

"Saya akan laporkan hasilnya pada Desember nanti untuk 540 orang pertama. Kalau untuk hasil lengkap semua relawan saya lapornya pada Maret 2021," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan kegiatan vaksinasi Covid-19 akan dilakukan di Indonesia pada akhir November mendatang. Tiga kandidat vaksin Covid-19 yang bakal dipakai antara lain Sinovac, Sinopharm (G42), dan CanSino.

Ketiga kandidat vaksin yang akan didatangkan dari China tersebut diklaim telah selesai uji klinis fase tiga. Namun meski telah selesai melalui uji klinis, belum ada kandidat vaksin Covid-19 yang sudah disetujui WHO.

Pemerintah Indonesia juga masih berupaya mendapatkan sharing data hasil penelitian uji klinis fase tiga untuk tiga kandidat vaksin Covid-19 tersebut. Langkah ini diperlukan untuk mengkaji efektivitas dan keamanan vaksin tersebut di Indonesia. Dengan begitu, BPOM Indonesia bisa memberikan izin penggunaan darurat.

(hyg/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER