Ahli menduga vaksin Covid-19 tak akan memiliki kemanjuran yang sama bagi semua orang. Sebelumnya pakar penyakit menular dari Amerika Serikat (AS), Anthony Fauci, menyatakan kemanjuran bisa berbeda bagi orang yang ada di rentang umur berbeda.
Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo setuju dengan pernyataan Fauci. Ia mengatakan riset menunjukkan gejala berat dalam kasus Covid-19 lebih tinggi terjadi pada orang tua dibandingkan anak muda.
"Covid-19 gejala berat memang jauh lebih tinggi pada orang tua dibanding anak muda. Mungkin karena adanya immunosenescence pada orang tua (penuaan sistem imun)," kata Ahmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad menjelaskan biasanya kemampuan memicu respon imun pada usia muda lebih bagus dibanding usia tua. Akan tetapi, tetap harus dilihat dulu jenis penyakitnya.
Kendati demikian Ahmad menyoroti Covid-19 sebagai sebuah penyakit baru yang masih diteliti, sehingga masih banyak yang belum diketahui.
Belum lagi uji klinis yang belum tuntas dan sehingga belum ada penjelasan lengkap tentang efektivitas vaksin Covid-19.
"Kita mungkin belum tahu semua alasannya. Dalam uji klinis akan menarik apabila ada relawan usia tua untuk dibuktikan, apakah benar vaksin akan efektif pada usia tua mengingat kelompok berisikonya pada orang tua," kata Ahmad.
Oleh karena itu, penentuan vaksinasi ke masyarakat juga harus melihat data uji klinis. Kalau uji klinis tidak mengikut sertakan kelompok usia tua, maka tidak akan ada data yang membuktikan bahwa vaksin akan efektif untuk kelompok orang tua.
"Imunologi memang bisa kompleks, maka tidak selalu bisa digeneralisir. harus dibuktikan dengan uji klinis," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan contoh kasus kemanjuran vaksin tak sama bagi setiap orang adalah Vaksin HPV.
Kanker yang disebabkan oleh HPV dapat berupa kanker serviks, vulva, vagina, penis, dan anus. HPV juga dapat menyebabkan kanker pada bagian belakang tenggorokan, pangkal lidah, dan amandel, yang disebut juga kanker orofaring.
Ahmad menjelaskan proteksi tertinggi vaksin HPV diperoleh orang dengan usia 12 hingga 15 tahun yang belum pernah berhubungan seksual.
"Proteksi tertinggi di atas 90 persen ketika vaksin HPV diberikan di usia remaja 12-15 tahun. tetapi proteksi menurun drastis ketika diberikan pada wanita di atas 25 tahun, apalagi mereka sudah berhubungan seksual," ujar Ahmad.