India kembali blokir 43 aplikasi yang berasal dari China, salah satunya aplikasi e-Commerce AliExpress milik raksasa e-commerce Alibaba Group. Blokir ini menyusul konflik kedua negara beberapa waktu lalu.
Selain AliExpress, situs streaming Taobao Live, dan aplikasi tempat pencari kerja DingTalk juga masuk daftar aplikasi yang diblokir.
"Tindakan ini diambil berdasarkan masukan terkait aplikasi ini untuk terlibat dalam aktivitas yang merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum," kata Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN, Kamis (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tanggapannya, Kedutaan Besar China mengatakan Beijing selalu mewajibkan perusahaan China yang beroperasi di luar negeri untuk mematuhi aturan internasional dan mematuhi hukum setempat.
Pejabat India sekarang telah melarang lebih dari 200 aplikasi termasuk platform video TikTok yang sangat populer dalam lima bulan terakhir.
Hubungan antara India dan China telah renggang sejak bentrokan di perbatasan pada bulan Juni 2020.
Sebelumnya, India meminta seluruh personel tentara angkatan darat mereka untuk menghapus 89 aplikasi di ponsel, termasuk PUBG, Facebook, Instagram, Reddit, dan Tinder.
Pelarangan ini dilakukan dengan dalih masalah keamanan siber. Daftar 89 aplikasi ini termasuk 59 aplikasi asal China yang dilarang pemerintah India pada minggu lalu.
Personel Angkatan Darat India diberikan batas waktu hingga 15 Juli untuk menghapus 89 aplikasi tersebut. Seorang tentara mengatakan langkah ini diambil untuk mencegah operasi lembaga intelijen dari China dari Pakistan.
Sebelumnya, pada Januari lalu, Angkatan Laut India melarang penggunaan ponsel pintar dan aplikasi media sosial di pangkalan dan kapal Angkatan Laut.
Kebijakan ini muncul setelah insiden tahun lalu yang melibatkan kelompok NSO yang berbasis di Israel yang mengeksploitasi kerentanan di WhatsApp untuk pengintaian.
Tak hanya itu Angkatan Darat juga melarang pejabat militer untuk menggunakan Facebook dan WhatsApp. Itu juga meminta pejabat lain untuk tidak membahas hal-hal sensitif pada aplikasi pesan lainnya.
(din/mik)