Sampel Asteroid Tiba di Bumi, Bisa Ungkap Misteri Semesta

CNN Indonesia
Minggu, 06 Des 2020 14:42 WIB
Sampel asteroid itu dikumpulkan wahana antariksa Jepang, Hayabusa-2, yang mengirimkannya menggunakan kapsul untuk mendarat di Australia.
Ilustrasi asteroid. (iStockphoto/ratpack223)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wahana antariksa Hayabusa-2 milik Jepang yang membawa sampel asteroid Ryugu telah tiba di Bumi. Ryugu merupakan asteroid berukuran 900 meter yang berjarak sekitar 300 juta kilometer dari Bumi.

Hayabusa-2 diluncurkan pada 2014 dari asteroid Ryugu menuju Bumi. Para ilmuwan berharap sampel dengan berat 0,1 gram yang dibawanya dapat membantu menjelaskan asal mula kehidupan dan pembentukan alam semesta.

Kapsul yang membawa sampel memasuki atmosfer sebelum pukul 02:30 waktu Jepang. Kapsul menciptakan bola api seperti bintang jatuh saat memasuki atmosfer bumi dalam perjalanan ke lokasi pendaratan di Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enam tahun dan akhirnya kembali ke Bumi," kata seorang pejabat dalam siaran langsung kedatangan sampel tersebut.

Beberapa jam kemudian, badan antariksa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), mengonfirmasi sampel telah ditemukan, dengan bantuan dari suar yang dipancarkan oleh kapsul saat jatuh ke Bumi setelah berpisah dari Hayabusa-2.

Hayabusa-2 masih menjalankan misi dan berjarak sekitar 220 ribu kilometer dari Bumi.

Kapsul itu ditemukan di gurun selatan Australia dan akan berada di tangan para ilmuwan yang melakukan analisis awal. Sampel kemudian akan dikirim ke Jepang.

Wahana tersebut mengumpulkan debu permukaan dan bahan murni dari bawah permukaan asteroid. Materi tersebut diyakini tidak berubah sejak alam semesta terbentuk.

Benda langit yang lebih besar seperti Bumi itu mengalami perubahan radikal termasuk pemanasan dan pemadatan, mengubah komposisi bahan di permukaan dan di bawahnya.

"Ketika datang ke planet yang lebih kecil atau asteroid yang lebih kecil, zat ini tidak meleleh, dan oleh karena itu diyakini bahwa zat dari 4,6 miliar tahun lalu masih ada," kata manajer misi Hayabusa-2 Makoto Yoshikawa.

Para ilmuwan sangat tertarik untuk menemukan apakah sampel tersebut mengandung bahan organik yang dapat membantu kehidupan benih di Bumi.

"Kita masih belum mengetahui asal muasal kehidupan di Bumi dan melalui misi Hayabusa-2 ini, jika kita bisa mempelajari dan memahami bahan organik dari Ryugu ini, bisa jadi bahan organik inilah yang menjadi sumber kehidupan di Bumi, "Kata Yoshikawa.

Setengah dari sampel Hayabusa-2 akan dibagi antara JAXA, NASA, dan organisasi internasional lainnya. Sisanya akan disimpan untuk studi pada masa mendatang seiring kemajuan yang dibuat dalam teknologi analitik.

"Kami tidak pernah memiliki bahan seperti ini sebelumnya ... air dan bahan organik akan menjadi subjek penelitian, jadi ini adalah kesempatan yang sangat berharga," kata Motoo Ito, peneliti senior di Badan Jepang untuk Ilmu dan Teknologi Laut-Bumi.

Misi Hayabusa-2 Masih Berlanjut

Meski telah berhasil mengantarkan sampel, tugas Hayabusa-2 belum usai. Saat ini Hayabusa-2 akan memulai misi baru untuk meneliti dua asteroid.

Hayabusa-2 akan menyelesaikan serangkaian orbit mengelilingi matahari selama sekitar enam tahun sebelum mendekati asteroid pertama bernama 2001 CC21 pada Juli 2026.

Wahana itu tidak akan mendekati asteroid itu sedekat dengan Ryugu. Akan tetapi para ilmuwan berharap itu akan dapat memotret CC21 untuk membantu mengembangkan pengetahuan tentang bagaimana melindungi Bumi dari benturan asteroid.

Hayabusa-2 kemudian akan menuju target utamanya, yakni asteroid bernama 1998 KY26, asteroid berbentuk bola dengan diameter hanya 30 meter.

Ketika wahana tersebut tiba di asteroid pada Juli 2031, jaraknya sekitar 300 juta kilometer dari Bumi.

Dilansir dari AFP, wahana akan mengamati dan memotret asteroid. Bukan tugas yang mudah mengingat asteroid berputar cepat. Asteroid berputar pada porosnya setiap 10 menit.

Tapi Hayabusa-2 tidak mungkin mendarat dan mengumpulkan sampel karena diprediksi tidak memiliki cukup bahan bakar untuk mengembalikannya ke Bumi.

(jnp/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER