Astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Kate Rubins berhasil memanen lobak di luar angkasa.
Lobak ini sengaja ditanam di Advanced Plant Habitat (APH) di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Panen lobak yang dilabeli sebagai Plant Habitat-02 (PH-02) dilakukan pada, Senin (30/11) lalu.
Ini adalah kali pertama astronaut memanen lobak di ruang angkasa. Sebelumnya, para astronait sempat menanam selada, kubis, mustard dan kangkung. Tanaman-tanaman ini lantas dikirim kembali ke Bumi untuk diteliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Girang akan temuannya, Rubins pun segera mengepak dan membungkus 20 tanaman lobak dengan kertas timah, lalu menempatkannya di kotak pendingin untuk perjalanan pulang ke Bumi pada tahun 2021 dalam misi Layanan Pasokan Komersial ke-22 SpaceX.
"Lobak adalah jenis tanaman yang berbeda dibandingkan dengan sayuran hijau yang ditanam astronaut sebelumnya di stasiun luar angkasa, atau gandum kerdil yang merupakan tanaman pertama yang ditanam di APH," Kata Manajer Program APH NASA di Kennedy Space Center, Nicole Dufour, seperti dikutip dari laman resmi NASA.
Mereka sengaja memilih lobak karena tanaman jenis ini dapat dipahami dengan baik oleh para ilmuwan. Selain itu, lobak juga cepat dipanen, dapat mencapai kematangan hanya dalam 27 hari.
Tanaman model ini juga bergizi dan dapat dimakan, dan secara genetik mirip dengan Arabidopsis yang merupakan tanaman berbunga kecil yang mirip kubis, dan sering dipelajari para peneliti dalam gaya berat mikro.
Struktur percobaan ini akan memungkinkan NASA dalam mengidentifikasi keseimbangan optimal antara perawatan dan pemberian asupan yang diperlukan untuk menghasilkan tanaman berkualitas.
Dufour juga menjelaskan, hasil kali ini tidak seperti eksperimen sebelumnya di APH dan Vegetable Production System (Veggie) NASA. Saat itu, mereka menumbuhkan tanaman hanya menggunakan bahan tanah liat berpori dengan tambahan pupuk pertumbuhan yang terurai perlahan.
"Menanam berbagai tanaman membantu kami menentukan tanaman mana yang tumbuh subur dalam gravitasi mikro dan menawarkan variasi terbaik dan keseimbangan nutrisi bagi astronaut dalam misi jangka panjang," imbuhnya.
Dufour pun menjelaskan lebih rinci dan alasan mengapa lobak bisa tumbuh sempurna. Hal itu salah satunya disebabkan lingkungan tempat perkembangbiakan tanaman di laboratorium yang dilengkapi lampu LED putih berspektrum luas merah, biru, hijau, dan spektrum warna lainnya untuk memberikan cahaya ternyata dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Tak hanya itu, sistem kontrol air juga dirancang dengan canggih oleh NASA, dilengkapi kamera kontrol dan lebih dari 180 sensor di dalam ruangan yang memungkinkan peneliti di Kennedy Space Center NASA memantau pertumbuhan tanaman, serta mengatur tingkat kelembaban, suhu serta konsentrasi karbon dioksida (CO2).
Melansir CNET, eksperimen tanaman kali ini bertujuan untuk 'investasi' makanan segar bagi astronaut yang menuju ke bulan dan Mars suatu hari nanti. Sebab, tentunya tidak ada yang mau hidup dari makanan beku dan makanan instan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Oleh sebab itu, para peneliti NASA tengah mencari segala cara dengan mulai budidaya daging buatan. Tak hanya itu, dibantu tim peneliti dari Pennsylvania State University, mereka menemukan cara untuk mengubah kotoran manusia menjadi suatu zat yang bisa dimakan.
Para peneliti itu menggunakan bantuan mikroba untuk membuat kotoran manusia diubah lebih cepat menjadi zat tersebut. Selain itu mereka juga berusaha mencegah tumbuhnya patogen penyakit pada zat hasil olahan itu. NASA menilai mendaur ulang kotoran dari tubuh dapat membantu para astronaut tetap bisa makan pada perjalanan panjang mengarungi luar angkasa.
(khr/eks)