Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menyatakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech akan sulit didistribusikan di seluruh wilayah Indonesia. Dia mengatakan vaksin asal perusahaan Amerika Serikat (AS) itu memerlukan alat penyimpanan yang spesifik dengan suhu tertentu.
"Karena memerlukan rantai dingin yang spesifik maka akan ada keterbatasan distribusi," ujar Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/12).
Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech diketahui harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kondisi itu, Ahmad menyebut orang yang ada di pelosok atau daerah terpencil kemungkinan harus mendatangi lokasi vaksinasi vaksin Pfizer-BioNTech yang telah ditentukan untuk vaksinasi.
Lokasi yang menjadi tempat vaksinasi, kata dia kemungkinan fasilitas yang memiliki freezer ultra-suhu rendah.
Lebih lanjut, Ahmad menyampaikan rumitnya pendistribusian vaksin Pfizer-BioNTech juga akan bertentangan dengan upaya pemerintah menekan penularan. Sebab, orang akan melakukan bepergian ke wilayah tertentu untuk mendapat vaksin Covid-19 itu.
Terkait dengan itu, Ahmad menyebut perlunya pembuatan kriteria orang yang bisa mendapat vaksin itu. Hal itu dilakukan mengingat ketersediaan rantai dingin yang terbatas.
Dia pun menambahkan bahwa vaksin corona Pfizer-BioNTech tidak akan efektif mencegah penularan Covid-19 jika tidak disimpan dalam suhu yang ditentukan.
"Apabila vaksin rusak ya dampaknya akan kehilangan efektifitasnya," ujar Ahmad.
Sebelumnya, Inggris menjadi negara pertama yang akan menyuntikkan vaksin corona Pfizer ke warganya. Menyusul setelah Inggris adalah Kanada, Israel hingga Bahrain.