Sejumlah perusahaan telah melaporkan efikasi vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan untuk melawan pandemi virus corona. Efikasi vaksin keluar setelah perusahaan melakukan sejumlah uji klinis.
Beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan efikasi vaksin buatannya antara lain Pfizer, Sinovac, Moderna, AstraZeneca, hingga Sinopharm.
Melansir Badan Kesehatan Dunia, efikasi vaksin adalah kemampuan vaksin untuk memberikan manfaat bagi individu yang diberi imunisasi. WHO berkata manfaat yang dimaksud adalah manfaat untuk hidup sehat dan mensejahterakan masyarakat karena terlindungi dari penyakit-penyakit yang berbahaya (PD3I).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Efikasi vaksin adalah kemampuan suatu vaksin unruk melindungi masyarakat dari PD3I," kata WHO dalam laman resmi, diakses Jumat (11/12).
WHO menuturkan efikasi vaksin merupakan kemampuan vaksin untuk melindungi penyakit dalam uji klinis terkontrol (controlled clinical trial). Efikasi selalu dinyatakan dalam persentase.
Peneliti LIPI Wien Kusharyoto menuturkan efikasi vaksin biasanya diperoleh dalam uji klinisi Fase II. Dia mengatakan fase itu untuk menentukan apakah sebuah vaksin efektif, serta untuk memastikan bahwa efek sampingnya tidak berbahaya.
"Tahap II untuk menentukan efikasi vaksin," ujar Wien beberapa waktu lalu.
Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menyampaikan WHO telah menetapkan efikasi vaksin Covid-19 minimal 50 persen. Namun, dia menilai efikasi ideal untuk vaksin Covid-19 adalah 70-80 persen.
"Kalau kurang dari itu ya artinya semakin banyak populasi yang divaksin untuk mencapai kekebalan kawanan," ujar Ahmad.
Melansir Scroll.in, efikasi vaksin didefinisikan untuk mengukur apakah vaksin mampu mencegah penyakit secara signifikan atau tidak.
Fase III dalam pengembangan vaksin juga merupakan fase untuk mengevaluasi kemanjuran skala penuh dan memberikan kesempatan untuk memantau beberapa masalah keselamatan yang tidak dapat dilakukan pada fase sebelumnya.