Eijkman soal Nasib Vaksin Corona Merah Putih: Izin Edar 2022

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 14:32 WIB
Kepala Eijkman Amin Soebandrio buka-bukaan soal nasib vaksin corona merah putih di tengah vaksin impor yang sudah siap suntik ke warga dunia.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio buka-bukaan soal nasib vaksin corona merah putih di tengah kondisi berbagai vaksin impor yang sudah siap untuk disuntikkan kepada warga dunia. Menurut Amin vaksin asli Indonesia diperkirakan baru mendapat izin edar pada tahun 2022.

"Diharapkan ijin edar dapat diperoleh pada trimester pertama atau kedua tahun 2022," kata Amin kepada CNNIndonesia beberapa waktu lalu.

Menurut Amin, Eijkman masih harus menyelesaikan fase eksplorasi laboratorium dan menyerahkan bibit vaksin Covid-19 kepada industri paling lambat bulan Maret 2021. Setelah itu industri akan melanjutkan dengan proses uji pre-klinik pada hewan dan kemudian uji klinik fase I, II, dan III. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amin kemudian menjelaskan soal tantangan utama yang dihadapi selama proses pembuatan vaksin SARS-CoV-2 tersebut. Amin mengaku Eijkman baru pertama  kali mengembangkan vaksin dari nol dan dikasih waktu yang sangat singkat.

"Fase eksplorasi laboratorium yang lazimnya membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun, untuk vaksin pandemi ini hanya tersedia waktu 12 bulan," ucap Amin.

Di sisi lain, tambah Amin, dengan waktu yang sangat singkat itu Eijkman juga diminta untuk memastikan membuat vaksin yang aman dan efektif, serta memenuhi persyaratan halal.

"Harapan yang sangat besar diberikan oleh seluruh lapisan masyarakat agar vaksin Merah Putih ini segera tersedia," imbuh Amin.

Beda vaksin impor dan Merah Putih

Sesuai dengan karakternya, Amin mengatakan ada perbedaan elementer antara vaksin impor yang sudah beredar seperti Sinovac dari China, Pfizer atau Moderna dari Amerika Serikat (AS) atau AstraZeneca dari Inggris.

Amin menegaskan vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangkan dari virus yang beredar di Indonesia.

"Vaksin Merah Putih dibuat oleh peneliti-peneliti Indonesia sendiri dan dikerjakan seluruhnya di laboratorium Indonesia (kemandirian), dan utamanya untuk melindungi masyarakat Indonesia," ungkap Amin.

Dalam membuat vaksin Covid-19, Eijkman menggunakan platform protein sub-unit yang menggunakan teknologi protein rekombinan. Pendekatan ini sudah diterapkan pada berbagai vaksin yang sudah digunakan secara luas di banyak negara.

"Teknologinya relative murah dan sudah dikenal luas, yield-nya tinggi, efektif, dan dianggap paling aman," kata Amin.

Anggaran dan laboratorium vaksin Merah Putih

Ditugaskan untuk memimpin konsorsium penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia, Eijkman dilibatkan dalam setiap pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) Covid-19.

Atas dasar itu, Eijkman memiliki akses terhadap isolate virus yang beredar di Indonesia yang merupakan cikal-bakal vaksin Covid-19 Indonesia.

Adapun kemajuan yang sudah dicapai Eijkman sampai saat ini adalah mengisolasi dan mengkarakterisasi puluhan virus SARS-CoV-2 dari Indonesia.

Eijkman juga berhasil mengisolasi dan mengamplifikasi gen S (Spike) dan gen N (Nukleokapsid) virus SARS-CoV-1, memperbanyaknya di dalam plasmid, memasukkannya ke dalam sistem ekspresi (sel mamalia dan sel ragi) untuk membuatnya menjadi 'pabrik' protein rekombinan.

Amin juga mengaku mendapatkan tambahan anggaran dan bantuan dari berbagai pihak.

Meski tidak menyebut jumlah, Amin mengaku ada anggaran untuk reagensia dan tambahan berbagai peralatan telah disediakan oleh KemenRistek/BRIN.

"Tambahan anggaran untuk kegiatan terkait penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 masih terus akan disediakan sampai 2021," demikian Amin.


.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER