Cara Kerja Rapid Test Antigen, Perintah Luhut Sebelum ke Bali

CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2020 19:03 WIB
Pemerintah mewajibkan wisatawan untuk melakukan rapid test antigen sebagai syarat masuk Bali.
Ilustrasi rapid test antigen. (AP/Kay Nietfeld)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tes cepat atau rapid test banyak dipilih untuk mendeteksi dini virus corona Covid-19 dalam tubuh. Ada dua jenis rapid test yang bisa digunakan untuk deteksi Covid-19, yaitu rapid test antibodi dan rapid test antigen.

Keduanya sama-sama bisa melaporkan hasil tes Covid-19 dalam waktu kurang dari 30 menit. Namun, dengan akurasi deteksi yang jauh berbeda.

Pemerintah baru-baru ini mewajibkan wisatawan yang melakukan perjalanan darat ke Bali untuk melakukan rapid test antigen pada H-2 atau 2x24 jam sebelum keberangkatan. Kebijakan ini berlaku mulai 18 Agustus hingga 4 Januari 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketentuan itu diputuskan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secaravirtual yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Senin (14/2). Hal tersebut sebagai antisipasi lonjakankasus covid-19 saatlibur Natal dan Tahun Baru.

Sementara, penumpang pesawat ke Bali wajib melakukan tes uji usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR) pada H-2 sebelum keberangkatan.

Dokter Spesialis Paru Universitas Indonesia, Erlina Burhan mengatakan, rapid test antigen jauh lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi untuk mendeteksi Covid-19.

Sebabnya, rapid test antigen mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, bukan mendeteksi antibodi tubuh terhadap penyakit Covid-19.

Antibodi terkadang belum muncul pada fase awal infeksi Covid-19, sehingga tidak terdeteksi melalui rapid test antibodi. Hal ini kerap kali menyebabkan hasil negatif palsu pada pasien yang sebetulnya telah terinfeksi Covid-19.

"Swab antigen atau rapid tes antigen ini diproyeksikan untuk gantikan rapid tes antibodi karena antigen ini memiliki akurasi lebih baik dibandingkan rapid tes antibodi. rapid antigen ini sama cepatnya dengan sudah ada hasil," kata Erlina saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Rapid tes antigen juga menggunakan metode swab dari hidung atau tenggorokan, seperti tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Bedanya, yang diambil adalah sampel Antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus. Sampel ini merupakan protein terluar yang ada di bagian tubuh virus Covid-19.

Antigen dapat terdeteksi ketika ada infeksi yang sedang berlangsung di tubuh seseorang. Karena itu, rapid test antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.

"Yang diambil adalah swab hidung atau tenggorokan dan ini dimasukkan ke dalam alat dan melihat reaksi antigen Covid-19. Jadi virusnya yang dideteksi adalah bagian luar virus," tutur Erlina.

Namun test PCR tetap merupakan standar tertinggi atau gold standar untuk mendeteksi Covid-19. Sebab tingkat akurasi rapid test antigen masih lebih rendah dibandingkan PCR.

Erlina menjelaskan penelitian di Belgia menunjukkan deteksi dari rapid test antigen adalah 105 kali lebih kurang sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan PCR. Namun patut diingat bahwa hasil test PCR memakan waktu beberapa hari dibandingkan rapid test yang membutuhkan waktu 30 menit.

Pemeriksaan antigen hanya mendeteksi antara 11,1 persen hingga 45,7 persen yang positif dibandingkan dengan yang positif dari PCR. Sehingga antigen juga lebih sering menghasilkan negatif palsu.

"Kalau PCR ini deteksi semua bagian virus, kalau antigen ini bagian luar virus saja saja. Akurasi memang tetap di bawah PCR yang masih gold standard," ujar Erlina.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, juga berpendapat serupa. Tes swab PCR memang memiliki akurasi tinggi, meskipun dibutuhkan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.

Tes swab dilakukan dengan cara mengambil sampel pada bagian hidung atau tenggorokan. Lalu, sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk ditemukan tanda-tanda materi genetika virus.

Selanjutnya, dilakukan tes diagnostik menggunakan sampel atau swab untuk dianalisa di laboratorium memakai polymerase chain reaction (PCR) dengan tingkat akurasi tinggi.

Sehingga swab test PCR membutuhkan waktu lebih lama untuk mengetahui hasilnya, namun jauh lebih akurat dibanding rapid test antigen, apalagi rapid test antibodi.

(mel/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER