Ketua Tim Riset Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengungkapkan alasan mengapa hasil uji klinis fase III vaksin corona Sinovac di Brazil keluar lebih dulu dari hasil uji klinis di Indonesia.
Kusnandi menjelaskan, hal tersebut dikarenakan Brazil lebih dulu melakukan uji klinis fase III dari pada Indonesia. Diketahui, Brazil telah melakukan uji klinis fase III vaksin Sinovac pada Juli 2020 lalu, sementara Indonesia baru mulai uji klinis fase III pada Agustus.
"Mereka lebih dulu penelitiannya, saya enggak tahu rinciannya dimulai kapan, tapi kita belakangan penelitiannya itu, kita baru mulai pada Agustus," kata Kusnandi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu menyebabkan proses penyuntikan hingga monitoring Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Brazil sudah lebih dulu dari pada di Indonesia. Sehingga tidak heran Badan Pengawas Obat dan Makanan (Anvisa) di Brazil akan melaporkan efikasi pada akhir Desember ini.
Kusnandi juga merinci proses uji klinis vaksin corona Sinovac di Bandung. Vaksin ini diberikan dalam dua kali dosis kepada satu orang dengan jeda waktu satu bulan dari suntikan pertama.
Suntikan dosis pertama diberikan secara bertahap pada Agustus-September2020 kepada 1.620 orang relawan vaksin. Kemudian suntikan dosis kedua diberikan pada Oktober-November secara bertahap.
Usai suntikan kedua diberikan, tim peneliti vaksin kemudian melakukan monitoring selama 1 bulan penyuntikan, kemudian kembali melakukan monitoring setelah 3 bulan penyuntikan, dan setelah 6 bulan penyuntikan.
"Nah penelitian di Bandung itu selesainya 6 bulan setelah suntikan kedua, kira-kira di bulan April. Jadi laporannya baru ada sekitar April-Mei 2021," tuturnya.
Lebih lanjut, Kusnandi merinci tiga aspek yang diteliti dalam uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac. Meliputi aspek keamanan, kedua, aspekimunogenisitas, ketiga adalah aspek efikasi.
"Aspek keamanan baru bisa terlihat setelah kurang lebih 6 bulan setelah suntikan kedua, aspek imunogenisitas kita lihatnya kadar zat anti dalam darah setelah suntik, terus efektivitas adalah perbandingan yang dapat vaksin dan dapat plasebo, yang sakit berapa, pada kelompok mana," jelas Kusnandi.
Sehingga tim peneliti vaksin baru bisa melaporkan hasil uji klinis fase III pada April 2021. Namun pada bulan Jauari2021 mendatang, Kusnandidan timnya juga akan melaporkan hasil uji klinis sementara (interim) berdasarkan pada satu bulan awal setelah dua kali suntikan.