Pakar: Varian Baru Covid-19 Inggris 70 Persen Lebih Menular

CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2020 17:51 WIB
Peneliti menyatakan varian baru virus corona Covid-19 yang ditemukan di Inggris lebih menular.
Ilustrasi varian baru virus corona. (iStockphoto/koto_feja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti menyatakan varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular. Pakar mengatakan tingkat infektivitas varian baru itu bisa mencapai 70 persen.

Varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris dikenal sebagai VUI-202012/01. Varian itu ditemukan setelah peneliti melakukan whole genome sequence selama tiga minggu.

Melansir Sky News, Public Health England (PHE) bekerjasama dengan para ahli pemodelan dari Imperial College London untuk membandingkan varian baru dengan varian yang lain yang beredar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, mereka mengklaim menemukan bahwa VUI-202012/01 70 persen lebih menular. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengatakan strain baru dapat meningkatkan jumlah R (angka reproduksi) di Inggris yang saat ini 0,4 menjadi 1,1 hingga 1,2.

Bahkan Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa strain itu bertanggung jawab atas 43 persen infeksi baru di Tenggara, naik menjadi 59 persen kasus baru di timur Inggris dan 62 persen di London.

Susan Hopkins, dari PHE mengaku belum dapat memastikan apakah VUI-202012/01 meningkatkan kematian. Dia mengatakan hal itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

"Tidak ada bukti saat ini untuk menyarankan strain baru menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan perawatan," ujar Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris.

Whitty menyampaikan bahwa varian baru itu juga ditemukan di luar Inggris, misalnya Irlandia Utara, Skotlandia, Denmark, hingga Australia. Dia juga menyebut VUI-202012/01 sangat mirip dengan varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan hingga Belanda.

Hopkins mencerikan VUI-202012/01 pertama kali ditemukan pada seorang pasien pada bulan September 2020. Selain itu, varian itu diketahui setelah peneliti melakukan penyelidikan klinis atas penyebab kasus di wilayah Kent dan Medway tidak menurun meski ada lockdown.

"Strain baru itu jauh lebih fleksibel daripada varian lain yang beredar. Itu membuat kami sangat prihatin dan kami memberi tahu pemerintah pada hari Jumat, 18 Desember," kata Hopkins.

Melansir Daily Mail, ahli kedokteran Universitas Oxford Carl Heneghan meragukan klaim VUI-202012/01 lebih menginfeksi 70 persen dari varian lain. Dia menilai angka tersebut terlalu dini disimpulkan.

"Saya telah melakukan pekerjaan ini selama 25 tahun dan saya dapat memberi tahu Anda tidak dapat menetapkan angka yang dapat diukur dalam jangka waktu yang singkat," ujar Heneghan.

Dia menilai publikasi perihal tingkat penularan varian baru itu lebih menyebabkan ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat. Terlebih, dia menyebut pemerintah Inggris tidak memberikan data yang akurat.

Namun, dia berkata jika benar varian baru itu lebih menular, pemerintah harus mengunci seluruh wilayah Inggris karena orang-orang yang meninggalkan ibukota untuk menghindari pembatasan akan menyebarkan varian baru itu ke tempat lain.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER