Efektivitas Rapid Test Antigen, Syarat Wajib Penumpang KAI

CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2020 13:42 WIB
Rapid tes antigen menggunakan metode swab dari hidung atau tenggorokan, seperti tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Rapid test antigen diwajibkan untuk para wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah mewajibkan para pelancong yang akan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di Indonesia untuk melakukan rapid test antigen pada H-2 atau 2x24 jam sebelum keberangkatan. Kebijakan ini berlaku mulai 18 Agustus hingga 4 Januari 2020.

Sejauh ini sudah ada enam wilayah yang mewajibkan pengunjungnya untuk rapid test Antigen. Mereka adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Yogyakarta, Solo dan Malang.

Tak hanya jalur transportasi udara, PT Kereta Api Indonesia (KAI) hari ini, Selasa (22/12) juga secara resmi mewajibkan seluruh penumpang untuk melampirkan surat keterangan negatif Covid-19 pakai hasil rapid test antigen atau RT-PCR sebagai syarat perjalanan kereta jarak jauh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Spesialis Paru Universitas Indonesia, Erlina Burhan menjelaskan rapid test antigen jauh lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi untuk mendeteksi Covid-19.

Sebab antibodi terkadang belum muncul pada fase awal infeksi Covid-19, sehingga tidak terdeteksi melalui rapid test antibodi. Hal ini kerap kali menyebabkan hasil negatif palsu pada pasien yang sebetulnya telah terinfeksi Covid-19.

"Swab antigen atau rapid tes antigen ini diproyeksikan untuk gantikan rapid tes antibodi karena antigen ini memiliki akurasi lebih baik dibandingkan rapid tes antibodi. rapid antigen ini sama cepatnya dengan sudah ada hasil," kata Erlina saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Rapid tes antigen juga menggunakan metode swab dari hidung atau tenggorokan, seperti tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun bedanya, yang diambil adalah sampel Antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus.

Antigen dapat terdeteksi saat ada infeksi yang sedang berlangsung di tubuh seseorang. Oleh karena itu, rapid test antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.

"Yang diambil adalah swab hidung atau tenggorokan dan ini dimasukkan ke dalam alat dan melihat reaksi antigen Covid-19. Jadi virusnya yang dideteksi adalah bagian luar virus," ujar Erlina.

Pemeriksaan antigen hanya mendeteksi antara 11,1 persen hingga 45,7 persen yang positif dibandingkan dengan yang positif dari PCR. Sehingga antigen juga lebih sering menghasilkan negatif palsu.

"Kalau PCR ini deteksi semua bagian virus, kalau antigen ini bagian luar virus saja saja. Akurasi memang tetap di bawah PCR yang masih gold standard," ujar Erlina.

Tes cepat atau rapid test banyak dipilih untuk mendeteksi dini virus corona Covid-19 dalam tubuh. Ada dua jenis rapid test yang bisa digunakan untuk deteksi Covid-19, yaitu rapid test antibodi dan rapid test antigen.

Keduanya sama-sama bisa melaporkan hasilnya dalam waktu kurang dari 30 menit. Tetapi dengan akurasi yang jauh berbeda.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan batas tarif maksimal rapid test antigen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab sebesar Rp250 ribu di Pulau Jawa dan Rp275 ribu di luar Pulau Jawa.

Penetapan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor HK.02.02/1/4611/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antigen Swab.

Kemenkes juga menegaskan akan mengenakan sanksi bagi rumah sakit maupun klinik swasta, yang melanggar batasan tarif tertinggi rapid test antigen. Ketentuan ini juga berlaku pada rumah sakit dan klinik pemerintah.

(can)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER