Setelah aplikasi pesan singkat Whatsapp 'memaksa' penggunanya membagikan data ke Facebook, muncul ajakan untuk beralih menggunakan aplikasi Signal. Ajakan ini salah satunya dilontarkan pemilik perusahaan teknologi dan mobil listrik Tesla, Elon Musk.
Mengutip Republic World, Signal didirikan oleh kelompok kecil yang dipimpin Brian Acton pada 2013. Aplikasi tersebut diluncurkan pada Februari 2018 dengan dana awal US$50 juta atau sekitar Rp708 Miliar.
Acton merupakan pengusaha internet asal Amerika Serikat lulusan University of Pennsylvania dan Standford University yang sebelumnya bekerja di Yahoo dan merupakan salah satu pendiri WhatsApp bersama Jan Koum (2009-2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Forbes, Signal dikembangkan pria kelahiran Michigan Februari 1972 tersebut di bawah Signal Foundation dan juga Signal Messenger LLC.
Signal Foundation adalah lembaga non-profit yang didirikan Acton setelah hengkang dari Facebook Inc dan WhatsApp pada tahun 2017 karena tak setuju dengan rencana Facebook memonetisasi WhatsApp dengan iklan. Ia jugalah yang mendeklarasikan tagar #DeleteFacebook di Twitter.
Berbeda dengan WhatsApp, Signal dikembangkan dengan model swadaya, di mana pengguna bisa menjadi donatur untuk Signal Foundation yang menyebut ingin mengembangkan layanan komunikasi yang mengutamakan privasi. Aplikasi ini disebut-sebut tidak menyimpan data penggunanya sama sekali.
Menurut Forbes pada 2020 Acton menjadi orang terkaya ke-836 di dunia dengan kekayaan bersih US$2,5 miliar.
Melansir Mashable, Signal adalah aplikasi perpesanan dan obrolan suara gratis yang berfokus pada privasi. Signal dapat digunakan pada smartphone Apple, Android, dan melalui desktop.
Setiap orang hanya membutuhkan nomor telepon untuk bergabung. Setelah bergabung, pengguna dapat mengirim pesan teks atau melakukan panggilan suara atau video dengan teman, baik satu lawan satu atau dalam grup dan menggunakan reaksi emoji atau stiker seperti di aplikasi lain.
Signal dinilai sangat privat. Tak heran Signal menjadi sarana komunikasi pilihan bagi para aktivis, orang-orang di komunitas peretas, dan orang lain yang sangat memperhatikan privasi.
Komunikasi pada Signal diklaim dienkripsi secara end-to-end, yang berarti hanya orang-orang dalam pesan yang dapat melihat konten dari pesan-pesan tersebut, bahkan perusahaan tidak dapat melihat. Stiker pada Signal juga mendapatkan enkripsi khusus sendiri.