Penjelasan BMKG Soal Gempa Bumi Sesar Lembang 2021 Hoaks

CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2021 16:55 WIB
BMKG beri penjelasan soal hoaks gempa bumi besar yang akan terjadi 2021 akibat pergerakan Sesar Lembang.
Ilustrasi gempa bumi. BMKG sebut 2021 bakal terjadi gempa bumi besar akibat sesar Lembang hoaks (Istockphoto/ Furchin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan informasi gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang yang akan terjadi pada tahun 2021 adalah informasi hoaks.

Pasalnya kapan gempa bumi akan terjadi hingga saat ini belum bisa diprediksi. Hingga saat ini, BMKG terus melakukan monitoring aktivitas di sesar Lembang, Jawa Barat.

"Gempa bumi belum dapat diprediksi, sehingga informasi bahwa tahun 2021 Sesar Lembang akan melepaskan energi yang dikumpulkan sejak 2012 adalah informasi hoaks (tidak benar)," cuitnya pada akun @BMKGBandung (26/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari akun resmi @BMKGBandung Selasa(26/1), sesar Lembang memiliki potensi gempa, namun hingga kini pihaknya belum dapat memprediksi kapan terjadi dan berapa magnitudo yang dihasilkan.

Hingga saat ini, aktivitas gempa bumi terakhir yang terekam seismograf yaitu pada tahun 2010-2012 memiliki total sebanyak 14 kejadian. Pada kejadian itu, hanya 1 gempa bumi yang dirasakan, yaitu pada 28 Agustus 2011 dengan magnitudo 3,3.

Sesar Lembang merupakan sesar aktif dengan panjang sekitar 25-29 kilometer yang melintang dari barat Padalarang, melintasi Lembang hingga Gunung Manglayang bagian timur.

Berdasarkan kajian paleoseismik, Sesar Lembang mengalami pelepasan energi (gempa bumi) tahun 1600. Saat ini, laju pergeseran Sesar Lembang mencapai 5,0 mm/tahun, seperti dikutip dari laman BMKG

Jika 3 segmen sesar Lembang bergerak secara bersamaan, maka akan menimbulkan gempa bumi dengan kekuatan maksimum sekitar 6.8-6.9 Magnitudi Momen (MW).

Dampak gempa dapat mencapai skala intensitas VII-VIII MMI (setara dengan percepatan tanah maksimum 0,2 - 0,4 g). Dengan kekuatan ini, bisa terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.

Dinding tembok dapat lepas dari rangka, monument/menara roboh, dan air menjadi keruh. Sementara untuk bangunan sederhana non struktural dapat terjadi kerusakan berat hingga dapat menyebabkan bangunan roboh.

Secara umum skala intensitas VII-VIII MMI dapat mengakibatkan terjadinya goncangan sangat kuat dengan kerusakan sedang hingga berat

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandung Rasmid, sejak 2017 sampai sekarang tidak ada aktivitas gempa bumi yang dikeluarkan Sesar Lembang.

"Mungkin fasenya lagi menyimpan energi. Menyimpan energi itu setiap saat setiap ada stres yang bekerja di batuan itu sampai suatu saat energinya dirilis dalam bentuk gempa bumi," ujar Rasmid saat dihubungi Senin (25/1).

Ia mengatakan, BMKG telah memasang alat sensor gempa di wilayah Jawa Barat dengan total 31 alat. Pemasangan alat seismograf ini berfungsi untuk memantau beberapa sesar yang ada di darat seperti Sesar Cimandiri di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Sesar Cipamingkis di perbatasan Sukabumi-Cianjur, Sesar Citarik, dan Sesar Garsela di Garut Selatan.

(can/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER