Indonesia mempunyai keberagaman hewan termasuk berbagai jenis ikan yang tersebar di berbagai perairannya. Salah satu ikan endemik Indonesia tersebut adalah Belida.
Namun terungkap fakta bila satu dari empat spesies ikan air tawar ini dinyatakan punah pada 2020. Ikan yang punah merupakan spesies Chitala lopis atau biasa juga disebut sebagai Belida Lopis Jawa.
Menurut Dosen Fakultas Perikanan Universitas Airlangga Veryl Hasan, klaim atau deklarasi punah tersebut berdasarkan situs resmi IUCN yang dinilai peniliti ikan air tawar asal Singapura, Heok Hee Ng. Berikut fakta-fakta Ikan Belida:
Sebelumnya Belida dinyatakan memiliki empat spesies berbeda. Spesies tersebut yakni Chitala bornensis atau Belida Borneo, Chitala hypselonatus atau Belida Sumatra, Notopterus notopterus atau Belida Jawa, dan Chitala lopis atau Belida Lopis Jawa.
Dengan deklarasi punah, membuat ikan belida kini hanya tinggal tiga spesies yang tersisa.
Lihat juga:Ikan Belida Lopis Jawa Dinyatakan Punah |
Kepunahan ini diduga akibat maraknya perubahan fungsi lahan di Pulau Jawa terutama pada kawasan sungai, danau dan rawa-rawa, menurut Veryl, yang juga Kepala divisi zoologi Generasi Biologi Indonesia Foundation itu.
Sedangkan menurut statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau pada 2005, populasi ikan belida di Daerah Aliran Sungai Kampar sudah sangat berkurang saat itu. Penyebab diduga tidak hanya disebabkan dari aktivitas penangkapan yang lebih (Over Fishing) tetapi juga tekanan ekologis pada habitat ikan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikan belida merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang dilindungi berdasarkan SK Mentan No. 716/kpts/Um/10/80. Ikan ini memiliki nilai ekologi dan ekonomis yang cukup tinggi sebagai ikan hias dan konsumsi, menurut situs Institut Pertanian Bogor (IPB).
Habitat ikan ini hanya ada di perairan air tawar Indonesia, khususnya wilayah Sumatera (Sungai Kampar), dan Pulau Jawa. Ikan ini biasanya ditemukan pada perairan yang memiliki arus atau mengalir atau perairan tergenang.
Spesies C Lopis hampir tidak ditemukan kembali sejak lebih 160 tahun hingga akhirnya dideklarasikan punah.
Sebab itu sampai kini belum ada dokumentasi atau gambar asli dari C. lopis sehingga secara visual hanya dapat diamati pada litografi pada buku "Atlas Ichthyologique" (1862-1878) karya Pieter Bleeker dan dilukis oleh seniman ilmiah L. Speigler.