Penyebab Dentuman Misterius Lampung, Bisa Akibat Meteor Besar

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 11:16 WIB
LAPAN menjelaskan sebab dentuman di Lampung yang bisa diakibatkan oleh meteor besar yang memasuki atmosfer Bumi.
LAPAN sebut penyebab dentuman di Lampung bisa akibat meteor besar masuk atmosfer Bumi (iStockphoto/ratpack223)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto menyatakan penyebab dentuman yang terdengar di Lampung bisa dipicu oleh beberapa kemungkinan, salah satunya meteor.

Menurutnya, ketika meteor berukuran cukup besar memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, maka akan memicu gelombang kejut. Kecepatan tinggi yang dimaksud adalah melebihi kecepatan suara yaitu 343,2 meter per detik.

"Gelombang kejutnya itulah yang akan terdengar sebagai ledakan atau dentuman," kata Rhorom saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Jumat (29/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rhorom mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, jika dentuman dipicu oleh jatuhnya benda langit, peristiwa tersebut sangat jarang terjadi.

Rhorom mencontohkan, suara dentuman yang terdengar di Buleleng, Bali memang dipicu oleh meteor, hal itu hanya terjadi satu kali dalam satu dekade.

Jika benda tersebut cukup besar, kata Rhorom, akan bisa dilihat dengan mata. Meski demikian, benda jatuh tersebut belum tentu mencapai permukaan bumi karena habis terbakar di atmosfer.

Contoh lainnya adalah fenomena antariksa di Bone pada 2009. Saat itu, meteor dengan ukuran 10 hingga 20 meter jatuh. Kejadian tersebut, kata Rhorom, terjadi satu kali dalam satu abad.

"Seperti kasus Bone 2009 itu kejadiannya lebih jarang lagi, satu kali dalam rentang waktu 1 abad," papar Rhorom.

Contoh lain, kata Rhorom, peristiwa Chelyabinsk, Rusia pada 2013. Benda langit dengan ukuran yang cukup besar terbakar habis di atmosfer. Namun, beberapa kaca rumah di sekitar wilayah tersebut pecah.

Benda langit yang berbahaya, kata Rhorom, adalah yang memiliki ukuran sekitar 100 meter. Ukuran ini bisa menimbulkan kerusakan dalam cakupan lokal atau regional. Jika benda sebesar itu ditemukan, Lapan akan melakukan pemantauan dengan jejaring international.

"Kalau seandainya benda besar ordenya ratusan meter Lapan harus memantau benar, melakukan pemantauan dengan jejaring internasional," terangnya.

Menurut Rhorom, selain bisa disebabkan oleh meteor, dentuman juga bisa dipicu oleh petir. Karena jaraknya jauh, kilatnya tidak terlihat oleh mata. Namun, karena suaranya merambat maka akan terdengar sebagai dentuman.

Prajurit KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya yang terjadi letusan14 kali per menit. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.Petugas mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dentuman Lampung Tak Terkait Anak Krakatau

Hal lain yang bisa memicu suara dentuman adalah aktivitas gunung berapi. Mengenai ini, Rhorom belum bisa mengonfirmasi apakah dentuman tersebut disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Saya enggak bisa mengonfirmasi apakah aktivitas Gunung Anak Krakatau itu memicu suara tersebut, ya bisa jadi," kata astronom itu.

Namun, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani memastikan dentuman yang terdengar di Lampung tidak dipicu oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Menurutnya, berdasarkan pengamatan dari pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Kalianda, Lampung tidak terdengar suara dentuman.

"Dentuman tersebut tidak terkait dengan aktivitas gunung api. Sejauh ini tidak ada erupsi atau letusan Gunung Anak Krakatau. Barangkali terkait dengan fenomena lainnya," kata Kasbani kepada CNNIndonesia.com melalui pesan tertulis.

Sebelumnya, suara dentuman terdengar oleh warga Tanggamus, Pringsewu, dan Lampura, Lampung pada Kamis (28/1) malam.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat mengatakan dentuman tidak disebabkan oleh gempa bumi. Selain itu, BMKG juga menyatakan ketika dentuman terdengar tidak terdapat awan hujan.

"Bahwa jam 10-an tadi alat kami tidak mencatat adanya gempa bumi di wilayah Lampung maupun awan-awan hujan di sekitar lokasi tersebut," demikian keterangan BMKG Lampung.

Sementara itu di media sosial, akun YouTube Astomulyo 6 melaporkan terdapat batu hitam yang jatuh dari langit menimpa salah satu rumah warga dusun 5 Astomulyo. Diduga batu itu adalah meteor. Batu hitam itu juga diduga sebagai penyebab dentuman keras di sejumlah wilayah Lampung.

Namun belum ada keterangan resmi dari LAPAN dan pihak lain terkait soal kebenaran batu diduga meteor itu sebagai penyebab dentuman misterius di Lampung.

[Gambas:Youtube]



(iam/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER