Beda Metode Dendritik Vaksin Nusantara Hingga mRNA Pfizer

CNN Indonesia
Minggu, 21 Feb 2021 09:42 WIB
Vaksin Covid-19 dikembangkan pakai metode mRNA, protein rekombinan, hingga adenovirus. Sementara Vaksin Nusantara pakai metode dendritik.
Ilustrasi vaksin corona. (AFP/NICOLAS ASFOURI)

Vaksin protein rekombinan dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co. Ltd. Metode ini dikembangkan dengan cara mengambil spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia.

Vaksin Anhui berbeda dari jenis vaksin Sinovac yang diambil dari virus yang dimatikan.

Vaksin rekombinan menimbulkan daya tahan tubuh lebih lama dibanding virus yang dimatikan. Contoh vaksin rekombinan yaitu untuk Hepatitis B yang berdasarkan penelitian, setelah disuntikkan tiga kali, bisa memberi kekebalan lebih lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara teori, vaksin rekombinan bisa menimbulkan kekebalan lebih lama dan memberikan perlindungan lebih lama juga, mungkin bisa sampai 2 tahun. Namun, teori itu harus dibuktikan dengan uji klinis," kata Rodman disitat dari website Unpad.


Vaksin metode Adenovirus

Metode adenovirus merupakan pengambangan vaksi yang mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan penyakit pada manusia.

Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian materi dari virus Corona yang disebut protein spike atau bagian menonjol seperti paku di permukaan virus SARS-CoV-2.

Ketika vaksin dimasukkan ke sel manusia, memicu respons kekebalan dan menghasilkan antibodi dan sel memori yang mampu mengenali virus Corona.

Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV (Human Immunodeficiency Virus), dan Ebola.

Perusahaan yang mengembangkan vaksin virus SARS-CoV-2 dengan metode ini salah satunya Oxford-AstraZeneca.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER