Jakarta, CNN Indonesia --
Covid-19 semakin berkembang seiring dengan penyebaran yang masif ke seluruh dunia. Virus corona ini menciptakan mutasi dan varian baru. Di antaranya mutasi asal Inggris b117 hingga mutasi asal Afrika Selatan B1351 atau 501Y.V2.
Mutasi virus SARS-CoV-2 itu sebagian sudah terdeteksi di Indonesia lewat proses Whole Genome Sequence (WGS). Berikut fakta-fakta mutasi virus corona yang hebohkan dunia:
1. Mutasi virus D614G
Mutasi virus Corona D614G disebut lebih menular 10 kali lipat dari virus aslinya. Corona jenis D614G ini juga ditemukan pertama kali di Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menduga varian baru corona jenis D614G sudah masuk ke Indonesia sejak September 2020 lalu. Varian jenis baru ini diduga ditemukan pertama kali di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Ada dugaan masuknya varian baru dari Covid-19 D614G yang terdeteksi awal September 2020 di Jogja dan Jawa Tengah," kata Wawan, dalam sebuah webinar belum lama ini.
2. Mutasi B117
Indonesia mengonfirmasi empat temuan kasus pertama mutasi virus corona B117 8 Maret 2021. Jumlah tersebut di luar dua kasus yang sebelumnya ditemukan di Karawang, Jawa Barat. Temuan didapatkan dalam kurun Januari hingga Februari 2021.
Pemerintah Indonesia juga menemukan 4 kasus terkonfirmasi kasus B117 di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021 lalu.
Mutasi virus ini diketahui pertama kali ditemukan di Inggris dan kini menyebar luas ke beberapa negara. Sebagian negara juga telah melaporkan varian tersebut, termasuk di Malaysia dan Singapura.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memprediksi mutasi ini menjadi virus yang dominan di AS, hal ini terjadi karena varian itu bersifat lebih mudah menular.
3. Mutasi B 1.351
Mutasi virus Corona ini ditemukan para ilmuwan di Afrika Selatan, yang diberi nama B 1.351/ 501Y.V2. Varian ini juga disebut sebagai penyebab penyebaran virus Corona gelombang kedua di negara Afrika Selatan terjadi begitu cepat.
Varian ini sudah masuk dan terdeteksi di Thailand 15 Februari 2021. Pemerintah Thailand mendeteksi seorang pendatang yang terinfeksi virus corona jenis mutasi Afrika Selatan.
Petugas kesehatan Thailand menyatakan mendeteksi infeksi virus corona mutasi Afrika Selatan dari seorang lelaki pendatang asal Tanzania. Lelaki itu saat ini sedang menjalani karantina.
Pemerintah Afrika Selatan juga menghentikan penggunaan vaksin corona AstraZeneca karena dinilai tidak ampuh terhadap virus mutasi itu. Saat ini pemerintah belum mengkonfirmasi varian virus ini di Indonesia.
Mutasi virus B1.1.317 merupakan virus yang diduga berasal dari Rusia dan sempat menulari lima warga Australia. Kelima kasus varian baru corona asal Rusia itu ditemukan dari penumpang penerbangan Qatar Airways yang mendarat di Brisbane pada Februari 2021.
Kepala Petugas Kesehatan Australia, Dr. Jeannette Young, mengatakan otoritas kesehatan berhasil melacak delapan orang yang melakukan kontak dengan lima pasien itu di Hotel Mercure Brisbane.
Kemunculan mutasi corona dari Rusia ini bertepatan ketika pemerintah Australia, terutama negara bagian Queensland, mulai melonggarkan aturan mengenai pertemuan.
Sejauh ini, belum banyak detail penjelasan terkait mutasi corona baru asal Rusia ini. Ilmuwan juga belum bisa memastikan seberapa menular dan mematikan mutasi Corona yang dikenal dengan sebutan B.1.1.317 dengan mutasi corona lainnya.
Namun hingga kini belum dapat dipastikan apakah virus tersebut sudah masuk ke Indonesia atau tidak.
5. Mutasi N439K
Varian N439K dilaporkaan sudah menyebar di 30 negara dan disebut lebih 'pintar' dari varian corona lain. Varian virus ini lebih pintar karena menurut Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih mutasi membuat virus ini tak dikenali antibodi.
Varian virus corona ini pertama dideteksi pada Maret 2020 di Skotlandia, Inggris. Penelitian tentang varian ini sudah diterbitkan di Jurnal Cell sejak 25 Januari dan sudah ditinjau rekan sejawat (peer reviewed).
Sementara dari tingkat penularan, virus ini masih serupa dengan virus corona awal. Tidak seperti varian B117 yang juga berasal dari Inggris yang punya kemampuan penularan lebih tinggi.
Peneliti menunjukkan bahwa mutasi ini memberikan resistansi terhadap antibodi serum dan banyak antibodi monoklonal penawar, termasuk salah satu bagian dari pengobatan yang diizinkan untuk penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS).
Temuan penting dari makalah penelitian ini adalah tingkat variabilitas yang ditemukan pengikatan Reseptor Imunodominan (RBM) pada protein spike virus Corona.
Setelah ditelusuri, varian ini merupakan garis turunan kedua dari varian B.1.258 yang telah muncul secara independen di negara-negara Eropa.
Persamaan dengan varian B117 yang sebelumnya muncul adalah letak mutasi yang sama-sama terjadi di protein-S (spike protein) virus. Spike protein adalah bagian virus corona yang bertugas menempel ke sel manusia di bagian ACE2, agar virus bisa menginfeksi.
Studi sel juga melaporkan struktur kristal sinar-X dari N439K RBD. Hasilnya menunjukkan bahwa mutasi baru ini memperkenalkan interaksi tambahan antara virus dan reseptor ACE2.