Pakar Bongkar Kekuatan Jari-jari Netizen Bisa Berdampak ke RI

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mar 2021 18:09 WIB
Ilustrasi netizen Indonesia. (AFP PHOTO / JUAN MABROMATA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanuwijaya menilai netizen di Indonesia kini memegang peranan penting di dunia digital. Hal itu dinilai dari beberapa kasus di dunia digital yang melibatkan pengguna internet di RI.

"Netizen Indonesia harus diperhitungkan oleh siapapun yang ingin eksis di dunia digital," ujar Alfons lewat keterangan tertulis Rabu (24/3).

Alfons menyebut peran netizen RI di insiden tim bulutangkis Indonesia yang dilarang bermain di All England yang berakhir penyerangan di akun Instagram Badminton World Federation (BWF). 

Selain itu ada insiden serangan jari-jari netizen Indonesia di perseteruan Gotham Chess dengan Dewa Kipas, serta hasil survei Digital Civility Index yang dipublikasikan oleh Microsoft.

Namun ia menilai banyaknya pengguna internet Indonesia bisa menjadi bumerang atau blunder jika tidak dikelola dengan baik. Warganet RI yang tidak terkontrol dan kurang mendapatkan informasi akurat malah berpotensi salah dalam melakukan aksi geruduknya.

"Hal ini dapat mencoreng nama Indonesia," kata Alfons.

Dalam kasus akun Instagram BWF, Alfons menilai kalau badan bulutangkis dunia ini memang perlu diprotes, karena memang aksi yang mereka lakukan sangat merugikan dunia bulutangkis Indonesia.

Tetapi pada beberapa kasus seperti survei Digital Civility Index yang dilakukan oleh Microsoft tidak bisa diselesaikan dengan menggeruduk akun Instagram Microsoft.

Demikian pula pada polemik Dewa Kipas dan Gotham Chess. Menurut Alfons secara statistik permainannya memang menunjukkan anomali yang luar biasa dan memiliki performa setara juara dunia catur.

Di samping ia menjelaskan kerap terdapat masalah keakuratan informasi pada beberapa netizen. Dengan keterbatasan informasi inilah netizen mengambil keputusan dan secara alamiah membela siapapun yang dianggap sebagai pihak yang lemah dan tertindas.

Lebih lanjut menurutnya ancaman disinformasi seperti penyimpangan informasi, fake news, hoax dan cyber crime sangat berpotensi mencoreng nama baik Indonesia dan menyebabkan kerugian bagi Indonesia.

Karena itu pihak terkait dan netizen perlu menyadari hal ini sehingga bisa memberikan manfaat maksimal sehingga tidak menjadi bumerang. Alfons juga berharap netizen RI tidak membabi buta membela apa yang dianggap benar, tanpa mengetahui lebih detail duduk permasalahannya.

"Hati-hati terhadap penyesatan informasi dan informasi yang hanya diberikan sepotong / tidak lengkap untuk menyesatkan fakta yang ada," ujarnya.

Ia mengimbau untuk tidak mudah tertipu oleh tampilan seseorang yang tidak berdosa yang terlihat seperti orang baik-baik, tetapi faktanya tidak seperti yang terlihat di permukaan. Hal ini berpotensi mempermalukan orang Indonesia sendiri dan memberikan kesan netizen RI tidak sopan dan tidak sportif.

Tercorengnya netizen RI di kancah dunia dapat merugikan negara sendiri ketika ingin berhubungan dengan netizen lain di luar negeri, baik dalam pariwisata, bisnis atau kerja sama lainnya.

"Mari kita manfaatkan kekuatan besar yang kita miliki ini dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan Indonesia," tutupnya.

(can/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK