Seorang jurnalis dan penulis bernama Alan Weisman mengungkap jawaban atas pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh orang, yakni apa yang terjadi pada Bumi jika manusia menghilang.
Weisman menghabiskan beberapa tahun mewawancarai para ahli dan secara sistematis menyelidiki pertanyaan ini sebelum menuangkannya ke dalam sebuah buku berjudul The World Without Us.
Ada beberapa teori yang berkembang tentang apa yang dapat mendorong umat manusia menuju kepunahan. Sebab, tidak mungkin manusia akan lenyap begitu saja dalam sekejap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, membayangkan pemusnahan manusia yang tiba-tiba dan total dari planet ini, mungkin oleh virus khusus manusia yang belum ditemukan adalah cara paling ampuh untuk mengeksplorasi apa yang bisa terjadi jika manusia meninggalkan planet ini.
Dalam penelitiannya, Weisman menyampaikan jalur kereta bawah tanah di kota-kota besar seperti London dan New York akan tenggelam dalam beberapa jam setelah manusia menghilang. Sebab, pompa air yang biasa digunakan untuk mencegah air hujan membajiri jalur kereta berhenti.
"[Insinyur] telah memberi tahu saya bahwa akan memakan waktu sekitar 36 jam agar kereta bawah tanah benar-benar banjir," katanya dikutip Live Science.
Kemudian, kurangnya pengawasan manusia membuat gangguan di kilang minyak dan pembangkit nuklir tidak akan terkendali, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kebakaran besar hingga ledakan nuklir.
"Akan ada semburan radiasi jika tiba-tiba kita menghilang," ujarnya.
Kemudian, Weisman menyebut Bumi akan dipenuhi sampah, terutama sampah plastik setelah manusia menghilang. Sampah plastik itu bisa bertahan hingga ribuan tahun dan akan mempengaruhi kehidupan satwa liar.
Lihat juga:Hari Bumi 2021, Menebak Umur Planet Ini |
Sementara itu, limbah minyak bumi yang tumpah atau merembes ke dalam tanah di lokasi industri dan pabrik akan terurai dan digunakan kembali oleh mikroba dan tanaman, yang mungkin membutuhkan waktu puluhan tahun. Polutan organik yang persisten (POP), bahan kimia buatan manusia seperti PCB yang saat ini tidak dapat diuraikan di alam juga akan bertahan sangat lama, mungkin ada sampai akhir zaman di Bumi.
Selanjutnya, air yang mengalir di bawah tanah di kota-kota akan merusak struktur logam yang menahan jalan di atas sistem transportasi bawah tanah, dan seluruh jalan akan runtuh, tiba-tiba berubah menjadi sungai di tengah kota.
Selama musim dingin tanpa manusia, trotoar akan retak, memberikan ceruk baru bagi benih untuk berakar dan berkembang menjadi pohon yang kemudian akan membelah trotoar dan jalan. Hal yang sama akan terjadi pada jembatan, tanpa manusia di sana, pohon akan tumbuh hingga akhirnya membongkar strukturnya dalam beberapa ratus tahun.
Dengan hadirnya habitat baru, kota-kota akan menjadi hutan beton yang terdiri dari padang rumput, semak-semak dan pepohonan yang lebat. Kondisi itu juga yang akan menyebabkan penumpukan bahan organik kering, seperti daun dan ranting yang bisa terbakar karena dipicu oleh petir.
"Kebakaran akan menciptakan banyak bahan hangus yang akan jatuh ke jalan, yang akan sangat bagus untuk memelihara kehidupan biologis. Jalanan akan berubah menjadi padang rumput kecil dan hutan yang tumbuh dalam 500 tahun," jelasnya.
Selama ratusan tahun, karena bangunan mengalami kerusakan berkelanjutan akibat erosi dan kebakaran, bangunan itu akan terdegradasi. Yang pertama roboh adalah kaca modern dan struktur logam yang akan pecah dan berkarat.
"Tapi yang jelas, bangunan yang akan bertahan paling lama adalah yang terbuat dari bumi itu sendiri, seperti struktur batu," kata Wesiman.