Penulis studi, David Langton menambahkan beberapa temuan yang paling menarik adalah hubungan antara garis bujur dan garis lintang, serta frekuensi gen HLA. Telah lama diketahui bahwa kejadian multiple sclerosis meningkat dengan meningkatnya garis lintang.
Peneliti menyebut gen antigen leukosit manusia yang diidentifikasi, HLA-DRB1*04:01 berkorelasi langsung dengan garis lintang dan garis bujur. Sehingga, letak geografis menentukan munculnya gen ini, sebab warga di Eropa Utara dan Barat cenderung lebih banyak memiliki gen ini.
Hal ini menunjukkan bahwa populasi keturunan Eropa akan lebih mungkin untuk tetap asimtomatik, tetapi masih menularkan penyakit ke populasi lain yang lebih rentan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berkata hal itu sebagian disebabkan oleh berkurangnya paparan sinar UV dan menyebabkan penurunan kadar vitamin D.
"Namun, kami tidak menyadari bahwa salah satu gen risiko utama untuk MS, yaitu DRB1*15:01, berkorelasi langsung dengan garis lintang.
Riset ini menyoroti interaksi kompleks antara lingkungan, genetika, dan penyakit. Kami tahu beberapa gen HLA responsif terhadap vitamin D, dan bahwa kadar vitamin D yang rendah merupakan faktor risiko COVID parah dan kami sedang melakukan penelitian lebih lanjut di bidang ini," ujar Langton.
Studi itu telah dipublikasikan dalam jurnal HLA.
(jps/eks)