YouTube disebut menghapus beberapa video kelompok hak asasi manusia asal Kazakhstan yang berisi kesaksian orang-orang yang kehilangan anggota keluarga di Xinjiang, China.
Hal ini diungkapkan oleh kelompok HAM Atajurt secara eksklusif kepada Reuters. Mereka kini tengah dalam proses memindahkan konten video ke platform lain.
Channel Atajurt telah mengunggah 11 ribu video di platform streaming milik Google tersebut, dan ditonton lebih dari 120 juta kali sejak 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangannya pada Reuters, Atajurt mengatakan sempat sempat diblokir pada 15 Juni 2021 karena diklaim melanggar pedoman YouTube yaitu menampilkan perundungan di dunia maya.
Pengelola akun kemudian mengajukan banding atas pemblokiran 12 video yang diunggah antara bulan April dan Juni itu kepada pihak YouTube.
Tiga hari kemudian, tepatnya pada 18 Juni 2021, YouTube kembali memulihkan akun Atajurt, tapi beberapa video tidak dikembalikan. Youtube pun tidak memberikan penjelasan rinci pada Atajurt.
Ketika dikonfirmasi Reuters, Youtube mengatakan mereka mesti memblokir video-video tersebut karena orang-orang di dalam video memperlihatkan kartu identitas mereka, bertentangan dengan kebijakan YouTube yang melarang informasi kartu identitas pribadi muncul di konten video manapun.
Selain itu pihak YouTube juga sudah meminta Atajurt untuk memburamkan identitas orang-orang yang ada di dalam video, tetapi kemudian permintaan itu ditolak.
Khawatir akan pemblokiran lebih lanjut oleh YouTube, Atajurt kini memutuskan untuk memindahkan konten ke Odysee, situs web yang dibuat di atas protokol blockchain.
Sejauh ini, sudah ada 975 video yang diunggah di akun Odysee.
"Saya tidak pernah mempercayai YouTube. Tapi kami tidak takut lagi karena kami mem-backup dengan Odysee. Yang terpenting adalah keamanan material kami," kata salah satu pendiri Atajurt Kazakh, Serikzhan Bilash.
Menurut Reuters, kelompok hak asasi manusia itu didirikan lima tahun silam untuk memperjuangkan hak asasi manusia di wilayah Xinjiang. Sejak kemunculannya, Atajurt kerap mendapatkan tekanan dari pemerintah Kazakhtsan.
Salah seorang aktivis, Serikzhan Bilash, telah ditangkap beberapa kali karena aktivitasnya memperjuangkan hak asasi manusia di Xianjiang dianggap meresahkan.
Sebab, ia menggunakan kata-kata "genosida" untuk menggambarkan bagaimana pemerintah China memperlakukan masyarakat Xianjiang.
Bilash mengatakan bahwa ia telepon genggam dan peralatannya membuat video telah disita pemerintah, sehingga satu-satunya tempat penyimpanan lengkap video miliknya adalah Youtube.
(din/vws)