Ditolak Singapura, Studi Chili Sebut Vaksin Sinovac Efektif

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jul 2021 13:40 WIB
Meski ditolak Singapura, studi di Chili menyebut vaksin Sinovac tetap ampuh mencegah kematian dan dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. (CNN Indonesia/Bisma Septalismaaa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil studi di lapangan terhadap vaksin Sinovac menunjukkan efektivitas perlindungan yang lebih tinggi terhadap penularan dan pencegahan pasien Covid-19 yang mesti mendapat perawatan rumah sakit.

Berdasarkan laporan akademik yang diterbitkan Rabu (7/7) menunjukkan vaksin Sinovac CoronaVac 65,9 persen efektif untuk mencegah kasus bergejala, 87,5 persen efektif mencegah pasien mendapat rawat inap.

Selain itu, vaksin ini juga efisien 90,3 persen mencegah masuk ICU, dan 86,3 persen mencegah kematian akibat infeksi virus corona. Dengan demikian vaksin ini dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi ketergantungan mereka yang positif Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.

Dalam jurnal yang diterbitkan NEJM, penelitian dilakukan dari 2 Februari hingga 1 Mei 2021 menggunakan metode kohort nasional prospektif.

Hasil penelitian ini sangat berharga sebagai referensi. Sebab, para peneliti menyebut Chili memiliki tingkat pengujian tertinggi untuk COVID-19 di Amerika Latin, akses perawatan kesehatan universal, dan sistem pelaporan publik standar untuk statistik vital.

Chili juga sebelumnya sempat mengalami peningkatan infeksi pada pertengahan Mei hingga awal Juni. Zhuang Shilihe, seorang ahli berbasis di Shanghai yang ikut dalam tim penelitian vaksin menyebut hal itu terjadi akibat tidak diterapkan kebijakan non-lockdown nasional.

Shilihe menanggapi itu menyikapi laporan baru-baru ini dari CNBC yang menyoroti enam negara di mana vaksin buatan China tersebut digunakan dengan tingkat infeksi Covid-19 masih tinggi, termasuk di Chili.

Sementara itu efisiensi Coronavac (Sinovac) terhadap rawat inap dilaporkan lebih dari 90 persen dalam penelitian di Brasil dan Indonesia.

Hal ini mendapatkan apresiasi lokal atas kontribusinya dalam menurunkan tingkat infeksi dan secara efektif menghindari keruntuhan sistem medis.

Penolakan Singapura

Di sisi lain Sinovac juga mendapat komentar sinis dari sejumlah negara, salah satunya Singapura.

Mengutip Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung, ia menyiratkan pemerintah Singapura diskriminatif terhadap penerima dengan vaksin Cina. Sejauh ini, hanya vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech yang berada di bawah program vaksinasi nasional Singapura untuk suntikan gratis.

Namun begitu, seorang warga negara Singapura yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan beberapa orang tua atau rentan, lebih cenderung memilih CoronaVac. Pasalnya nilai efikasi vaksin ini tetap sama bagi pada warga dengan usia di atas 60 tahun.

Dalam tanggapan sebelumnya, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) mengatakan masih menunggu data tambahan CoronaVac, terutama untuk data varian Delta yang menular, sebelum dapat diberikan untuk hak istimewa.

Efektivitas Lawan Varian Delta dan Kasus Kematian di Indonesia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :