AstraZeneca membantah laporan media di Jerman yang menuding vaksin Covid-19 buatan mereka bersama Universitas Oxford memiliki efikasi yang rendah bagi kelompok usia di atas 65 tahun atau lanjut usia (lansia).
Beberapa media di Jerman seperti Harian ekonomi The Handelsblatt melaporkan bahwa Berlin memperkirakan efikasi vaksin AstraZeneca pada lansia di atas 65 tahun hanya 8 persen. Sementara harian Bild mengungkapkan Jerman khawatir vaksin tersebut tidak akan mendapat izin dari Badan Pengawas Obat (EMA) Uni Eropa untuk digunakan.
"Laporan bahwa efikasi vaksin AstraZeneca-Oxford sebesar 8 persen pada lansia di atas 65 tahun benar-benar salah," tulis AstraZeneca mengutip Reuters, Rabu (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, AstraZeneca mengklaim telah mempublikasikan di jurnal 'The Lancet' bahwa lansia memberikan respons imun yang kuat terhadap vaksin mereka. Tak hanya itu, AstraZeneca juga mengklaim sebesar 100 persen lansia menghasilkan antibodi spesifik setelah pemberian dosis kedua.
Mengutip AFP, AstraZeneca menegaskan bahwa Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris mendukung penggunaan vaksin Covid-19 mereka pada lansia. Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford sejak 30 Desember.
Vaksin tersebut diberikan dua dosis. Inggris tidak menetapkan batas usia penerima vaksin. Uji klinis vaksin Covid-19 AstraZeneca di Inggris dimulai dengan partisipan dewasa berusia di bawah 55 tahun. Partisipan dari kelompok umur yang lebih tua dimasukkan kemudian sehingga data efikasinya akan muncul setelahnya.
Dalam hasil studinya yang dipublikasikan di jurnal The Lancetpada 8 Desember 2020, para peneliti di Universitas Oxford mengklaim bahwa ketika detail uji klinis vaksin yang diadakan di Inggris dan Brasil dirilis, data efikasi pada lansia masih terbatas.
Isu tersebut menambah panjang daftar persoalan yang harus diselesaikan AstraZeneca. Pada pekan lalu, AstraZeneca memberi tahu ke Uni Eropa mereka tidak bisa memenuhi target pengiriman vaksin pada akhir Maret 2021. Pihak AstraZeneca mengakui mereka mengalami masalah produksi vaksin.
Selain itu, Astrazeneca pernah mengeluarkan klaim efikasinya hingga 90 persen. Namun ternyata klaim tersebut didapat dari hasil pemberian dosis vaksin Covid-19 yang keliru.
Sebelumnya, Vaksin Covid-19 asal Inggris, Astrazeneca efikasinya mencapai 70 persen.
Angka efikasi tersebut didapat dari penggabungan data kelompok orang yang divaksinasi dengan dosis tepat, dan dosis yang keliru. Jika hanya menggunakan data kelompok dosis yang tepat, ditemukan efikasi sebesar 64 persen.
Meski lebih rendah, vaksin Astrazeneca telah mencapai standar efikasi minimal vaksin Covid-19 yaitu 50 persen. Vaksin Astrazeneca juga tidak perlu disimpan dalam suhu -80 derajat seperti vaksin Covid-19 Pfizer.