Jakarta, CNN Indonesia --
Kelabang raksasa mungkin menjadi salah satu serangga terbesar yang ada sampai sekarang. Serangga jenis ini banyak tersebar di Pulau Phillip, atau bagian dari kelompok Pulau Norfolk, Pasifik Selatan.
Makhluk endemik di Phillip Island tersebut memiliki pola makan yang terdiri dari sebagian besar hewan vertebrata termasuk anak burung laut. Serangga ini bahkan secara rutin memakan hingga 3.700 anak burung laut setiap tahunnya.
Ini tentu mengherankan mengingat burung laut biasanya duduk di puncak rantai makanan. Tetapi studi baru yang diterbitkan dalam The American Naturalist, menunjukkan hal ini tidak selalu terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi menunjukkan seberapa besar artropoda predator kini dapat memainkan peran penting dalam jaring makanan ekosistem pulau. Kelabang Phillip Island mencapai ini melalui makanannya yang sangat bervariasi.
Predator bersenjata lengkap
Mengutip ABC News, kelabang ini dapat tumbuh hingga hampir satu kaki (atau 30,5 cm) panjangnya.Ia dipersenjatai racun kuat yang terbungkus dalam dua penjepit yang disebut 'forcipules'. Senjata ini yang digunakannya untuk melumpuhkan mangsanya.
Lalu tubuhnya dilindungi oleh 'pelat lapis baja' seperti perisai.
Pada malam hari artropoda ini sangat aktif dan berburu melalui serasah daun yang tebal. Kelabang yang sedang mencari mangsa akan menggunakan dua antena ultra-sensitifnya untuk bernavigasi saat mencari mangsa.
Ia memakan segala mulai dari jangkrik hingga anak burung laut, tokek, dan kadal. Ia bahkan berburu ikan yang dijatuhkan oleh burung laut yang disebut
black noddies (Anous minuta) saar membuat sarangnya di pepohonan di atas.
Segera setelah penelitian dimulai tentang ekologi burung laut di Phillip Island, peneliti menemukan anak-anak burung petrel (burung laut) bersayap hitam (Pterodroma nigripennis) menjadi mangsa dari kelabang Phillip Island.
Untuk mengetahui apa yang dimakan kelabang ini, peneliti mempelajari aktivitas makan mereka di malam hari dan mencatat spesies mangsa yang mereka targetkan. Peneliti juga memantau anak burung petrel di sarang liang setiap beberapa hari, selama berbulan-bulan.
Selanjutnya ditemuka pola cedera yang konsisten di antara anak burung yang dibunuh. Peneliti bahkan menyaksikan seekor kelabang menyerang dan memakan seekor anak burung.
Dari tingkat pemangsaan diamati, peneliti menghitung populasi lipan Phillip Island dapat membunuh dan memakan antara 2.109 dan 3.724 anak burung petrel setiap tahun. Namun Petrel bersayap hitam - yang memiliki hingga 19 ribu pasangan untuk berkembang biak di pulau itu - tampaknya tahan terhadap tingkat pemangsaan ini.
Dan pemangsaan petrel bersayap hitam oleh lipan Phillip Island adalah hubungan predator-mangsa yang sepenuhnya alami. Dalam beberapa hal, mereka telah mengambil tempat (atau ceruk ekologis) mamalia pemangsa, yang tidak ada di pulau tersebut.
Hasil Penelitian
Sampai beberapa dekade yang lalu, kelabang raksasa Phillip Island disebut sangat langka. Setelah pencarian intensif pada 1980, hanya beberapa individu kecil juga yang ditemukan.
Kelangkaan spesies saat itu kemungkinan besar karena habitat yang sangat rusak yang disebabkan oleh babi, kambing, dan kelinci yang dibawa manusia ke pulau itu.
Tapi penghapusan hama invasif ini memungkinkan petrel bersayap hitam terys berkoloni.Populasi mereka telah meledak dan mereka sekarang menjadi spesies burung laut yang paling melimpah dari 13 spesies burung laut yang berkembang biak di Phillip Island.
Tapi dampaknya mereka malah menyediakan sumber makanan berkualitas tinggi untuk kelabang Phillip Island. Maka hal ini yang kemungkinan besar membantu populasi kelabang untuk pulih.
Sementara itu endapan tulang purba di tanah menunjukkan bahwa sebelum kedatangan petrel bersayap hitam, Phillip Island merupakan rumah bagi sejumlah besar spesies burung laut kecil yang bersarang di liang. Kemungkinan kelabang raksasa tersebut memangsa burung laut ini juga.
Sekarang, berkat upaya konservasi Taman Nasional Pulau Norfolk, hutan pulau ini beregenerasi bersama spesies endemik seperti lipan, serta kembang sepatu Phillip Island (Hibiscus insularis) yang terancam punah.
Sebagai pendorong transfer nutrisi, kelabang Phillip Island (dan nafsu makannya yang sehat) bisa menjadi kunci pemulihan ekosistem pulau.