Lomba penulisan artikel yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibanjiri kritik netizen. Alhasil kata kunci BPIP menjadi trending di media sosial twitter Indonesia.
Dua tema dari perlombaan BPIP yakni 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam' dinilai warganet kontroversial, ketinggalan jaman dan diskriminatif.
Salah satu kritik datang dari dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. Ia menilai tema tersebut menunjukkan kegagalan BPIP dalam memahami Islam dan Pancasila.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila," tulis Fadli dalam akun twitter @fadlizon.
Sementara pakar media sosial Ismail Fahmi juga ikut menyatakan bahwa tema yang digelar BPIP ketinggalan jaman.
"Coba topiknya kekinian: pandangan Islam ttg climate change, kerja lintas agama, dll," tulis akun @ismailfahmi.
Tak ketinggalan, jurnalis senior Farid Gaban, mempertanyakan mengapa topik yang diangkat BPIP hanya dari sudut pandang Islam.
"Kenapa bukan hormat bendera dan lagu kebangsaan menurut hukum agama Kristen, Budha, Hindu, Katolik, Konghucu, keyakinan-keyakinan lainnya?" kicau akun @faridgaban.
Netizen lain juga mengkritik bahwa tema itu kurang progresif, karena menurutnya sejak dulu umat Islam telah menghormati bendera dan lagu kebangsaan Indonesia.
Ada juga netizen yang mempertanyakan apakah dengan tema tersebut dapat menjadikan masyarakat khususnya peserta lomba untuk semakin cinta Pancasila.
Sebelumnya, BPIP menggelar lomba penulisan artikel tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo mengatakan pilihan tema tersebut menyesuaikan dengan konteks Hari Santri.
Menurutnya, BPIP melihat pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam menyikapi cinta tanah air.
"Sekarang ini dalam rangka bulan santri, maka bulan santri tema-temanya disesuaikan dengan tema-tema Hari Santri. Ini juga kan bikin lomba yang sama untuk hari besar keagamaan. Bersifat universal," kata Benny kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (13/8).
Menurut Benny gagasan pada tema tersebut semata-mata karena terkait Hari Santri. Ia mengatakan, tujuan lomba ini untuk pemaknaan nilai-nilai keagamaan dalam memperkuat kebangsaan.