PVMBG Bongkar Teka-teki Surut Parah Air Danau Kelimutu

CNN Indonesia
Senin, 23 Agu 2021 07:08 WIB
Ilustrasi. Badan Geologi PVMBG membongkar teka-teki mengapa air di salah satu Danau Kelimutu mengalami penyurutan parah pada 2020 lalu. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Geologi menelisik teka-teki penurunan air di salah satu kawah di Danau Kelimutu yang sempat menyusut parah pada 2020 lalu.

Badan yang merupakan bagian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM ini menyebut penurunan permukaan air danau merupakan hal yang lumrah terjadi di gunung api Indonesia maupun dunia. 

Selain itu, surutnya air di salah satu danau di Taman Nasional Kelimutu ini tidak terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu.

"Hasil peninjauan awal di lapangan yang dilakukan oleh petugas Pos Pengamatan, menemukan bahwa penurunan tinggi muka air danau kawah ini telah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu, dan penurunan tinggi muka air tidak berkorelasi langsung dengan aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu," demikian tertulis pada situs resmi Taman Nasional Kelimutu. 

Penurunan maupun kenaikan air danau pada dasarnya tidak dapat dilakukan hanya dengan kajian vulkanik, namun juga membutuhkan kajian geologi permukaan air danau dengan metode geofisika dan geokimia dengan cakupan area yang cukup luas.

Balai TN Kelimutu juga melakukan analisis terhadap data curah hujan di Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu dalam kurun waktu 2016 - 2021. Hasil analisis menunjukan bawha curah terjadi penurunan curah hujan yang cukup signifikan pada 2019, yang memungkinkan terjadinya penguapan atau evaporasi yang cukup tinggi.

Air danau mulai kembali naik

Saat ini, kondisi permukaan air di Danau Kelimutu telah mengalami sedikit peningkatan dari sebelumnya di tahun 2020.

Hal ini berdasarkan hasil pengamatan secara visual oleh petugas Balai Taman Nasional (BTN) Kelimutu bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terhadap Danau Ata Mbupu, salah satu dari tiga danau di Kelimutu.

Berdasarkan foto yang diambil pada 14 Agustus 2021 lalu, menunjukkan peningkatan permukaan air Danau Tiwu Ata Mbupu. Pihak Balai TN Kelimutu berharap permukaan air Danau Ata Mbupu akan terus mengalami peningkatan sampai dengan ketinggian yang sama seperti kondisi pada tahun 2017 lalu.

"Kenaikan tersebut diindikasikan dengan tidak terlihatnya lagi batu-batuan di dasar danau yang sebelumnya tampak pada saat terjadi penurunan permukaan air danau," seperti tertulis dalam akun Instagram Taman Nasional Kelimutu.

[Gambas:Instagram]



Danau Kelimutu sendiri terdiri dari tiga danau berbeda warna, yaitu Tiwu Ata Polo, Tiwu Nua Muri Ko'ofal, dan Tiwu Ata MBupu.

Tiwu Ata Polo paling sering berubah warna dari hijau, hitam, putih, bahkan merah. Tiwu Nua Muri Ko'ofal paling jarang berubah warna, umumnya berwarna hijau tosca atau kebiruan. Namun, dilaporkan danau ini pernah berubah warna jadi hijau tua biru, abu-abu, hingga putih.

Sementara Tiwu Ata Mbupu yang mengalami penyurutan parah merupakan danau yang terletak terpisah dari dua danau lain. Umumnya air danau ini berwarna hijau tua atau kecoklatan. Namun, tercatat sempat berubah warna jdi biru, abu-abu, dan putih.


Gunung yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT itu memiliki ketinggian 1.640 meter di atas permukaan laut (mdpl) bukan satu-satunya gunung di sini, karena ada dua gunung lainnya, yakni Gunung Kelido (16.41 mdpl) dan Gunung Kelibara 1.630 (mdpl).

Luas ketiga danau di sana sekitar 1 juta meter persegi, dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Dinding batu sempit menjadi batas pemisah antar danau. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.



(mrh/eks)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK