Peneliti Temukan DNA Manusia Purba Tak Dikenal di Sulsel

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 19:19 WIB
Peneliti menemukan fosil manusia purba di Gua Liang Panning, Maros, Sulsel, yang disebut bisa mengungkap jejak kelompok masyarakat tak dikenal.
Ilustrasi lukisan purba. (iStockphoto/marvin.foucher)

Jejak DNA dari fosil itu memperlihatkan dia adalah manusia purba perempuan keturunan dari gelombang pertama manusia modern yang masuk ke wilayah Wallacea lebih dari 50 ribu tahun lalu.

Kelompok manusia purba itu menjadi bagian orang-orang yang menghuni benua Australia, atau ketika lapisan es masih menyatukan Australia dan Papua. Mereka kemungkinan besar adalah nenek moyang dari penduduk asli di Australia dan Papua.

Akan tetapi, dari hasil penelitian lebih lanjut dengan membandingkan genome masyarakat yang tinggal di wilayah Wallacea terungkap fosil itu adalah jenis manusia purba yang belum diketahui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DNA fosil itu juga memperlihatkan dia adalah anggota dari masyarakat yang datang setelah Benua Australia dihuni. Sebab menurut Brumm masyarakat itu bukan nenek moyang suku asli Australia dan Papua.

"Sebelumnya diperkirakan manusia dengan gen Asia memasuki wilayah Wallacea pada sekitar 3.500 tahun lampau ketika masyarakat yang berbahasa Austronesia yang sudah memiliki kebudayaan menetap dari masa Neolitik di Taiwan menjelajah melalui Filipina dan Indonesia," kata Brumm.

"Diperkirakan mereka adalah kelompok tersendiri dari manusia modern yang ada di wilayah ini yang kami juga belum tahu sampai saat ini, karena situs arkeologi di wilayah Wallacea terpencar dan fosil manusia purba sangat jarang ditemukan," lanjut Brumm.

Brumm menyatakan sampai saat ini diyakini sudah tidak ada lagi keturunan dari masyarakat itu. Penelusuran gen dari fosil perempuan itu juga membuka kemungkinan keterkaitan dengan kelompok manusia Denisova.

Manusia purba Denisova diperkirakan hidup di wilayah Siberia dan Tibet.

"Fakta gen mereka ditemukan di situs masyarakat berburu dan meramu di Liang Panning mendukung hipotesis kami yakni manusia purba Denisova mendiami wilayah yang lebih luas," kata seorang peneliti lainnya di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi, Prof. Johannes Krause.

Ketika DNA fosil itu dibandingkan dengan DNA dari masyarakat berburu dan meramu lainnya di wilayah Wallacea ternyata tidak mengandung jejak DNA manusia Denisova.

"Keberadaan kelompok manusia purba Denisova dan manusia modern di wilayah Wallacea kemungkinan besar sudah tumpang tindih. Kemungkinan itu adalah wilayah utama tempat masyarakat Denisova dan nenek moyang penduduk asli Australia dan Papua bercampur," kata peneliti dari Pusat Evolusi Manusia dan Lingkungan Palaeo Universitas Tubingen Senckenberg, Prof. Cosimo Posth.

Sampai saat ini para peneliti belum bisa menyimpulkan apa yang terjadi terhadap kebudayaan Toalea. Penemuan ini juga menjadi bagian dari buat memahami sejarah manusia purba di Asia Tenggara.

Brumm berharap bisa mendapatkan lagi DNA dari masyarakat kebudayaan Toalea sehingga mereka bisa mengungkap keberagaman dan sejarah nenek moyang penduduk di kawasan itu.

(ayp/ayp)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER