Selain itu efek samping atau reaksi setelah vaksin yang paling umum menurutnya akibat kesalahan teknis, seperti teknik penyuntikan yang salah, kesalahan prosedur distribusi vaksin yang tidak menggunakan rantai dingin, hingga tindakan yang kurang steril.
"Kesalahan yang sudah sering itu kalau kita tidak steril, kita pakai pemakaian alat suntik yang diulang atau pelarutnya kurang steril jadi kurang bener nyimpennya, atau sisa vaksin yang seharusnya dibuang tidak dibuang, nah itu gak bisa. Jadi kalau vaksin itu sudah di buka, kita taruh dalam botol dan disimpan dalam kulkas, itu hanya bertahan satu hari. Udah itu dibuang gak boleh dipake lagi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kusnandi juga mengatakan bahwa faktor tidak langsung seperti ketakutan dan kecemasan dari orang yang akan divaksin juga bisa menyebabkan efek samping seperti sesak nafas, pusing, mual, kejang hingga pingsan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin yang telah tersedia di Indonesia sudah dijamin keamananya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sudah mendapat emergency use listing dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga ia sudah bisa dipergunakan di seluruh dunia. Namun permasalahan penyimpanan dan sterilisasi vaksin juga harus menjadi perhatian.
"Cuma masalahnya itu di penyimpananya harus di tempat yang -20 derajat celcius untuk penyimpanan jangka panjang. Tapi kalau umpamanya sudah dibuka, dia harus sehari itu selesai digunakan. Setelah itu jangan digunakan lagi," kata Kusnandi.
Dalam kasus vaksin Moderna, ketika uji klinis di Amerika dan Kanada, dikatakan aman untuk dipergunakan, namun vaksin ini tetap memiliki resiko yang menyebabkan reaksi alergi hebat yang disebabkan oleh kandungan yang terdapat didalamnya, yakni kandungan polietilena glikol, yang digunakan sebagai lapisan pelindung mRNA.
Menurut Kusnadi, manfaat dari vaksin jauh lebih besar dibandingkan dengan efek sampingnya. Oleh karena itu ia juga menghimbau agar masyarakat tetap berhati-hati proses vaksinasi harus menggunakan alat yang steril dan aman.
"Sisa Vaksin yang sudah dipakai, dibuang. Teknik penyuntikan harus betul, suasana tempat penyuntikan harus benar, harus nyaman. Dan kita memberikan nasihat atau penyuluhan supaya orang yang mau disuntik tidak takut," pungkasnya.
(mrh/eks)